Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT. Gama Multi Usaha Mandiri (GMUM) sukses menyelenggarakan Opening Ceremony of General & Technical Indonesian Language Training. Acara ini merupakan seremoni pembukaan dari program pelatihan bertajuk “General & Technical Indonesian Language Training” yang akan diselenggarakan oleh GMUM kepada para manajer dan insinyur China Construction Eighth Engineering Division Corp. Ltd. (CCEED), anak perusahaan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC). Kegiatan yang sekaligus memperkuat program pengembangan sumber daya manusia lintas-budaya antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok itu dilaksanakan pada Rabu (15/11) di Ruang Auditorium Gedung Samator UGM, Jakarta Selatan.
Acara seremoni dihadiri oleh pemangku kepentingan dari kedua negara, antara lain Kepala Pusat Pembinaan Direktorat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, MS., Kepala Biro Perencanaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Dr. Erry Ricardo Nurzal, MT, MPA, Sekretaris Eksekutif Kantor Pimpinan Universitas Gadjah Mada, Drs. Gugup Kismono, MBA, Ph.D., Minister-Counselor of the Economic and Commercial Counselor’s Office of the Embassy of China in Indonesia, Mr. Wang Liping, General Manager of The First Company of China Eighth Engineering Bureau. Ltd., Mr. Ha Xiao Ping, dan Direktur PT Gama Multi Usaha Mandiri, Fuad Rakhman, SE, M.Sc., Ph.D., CA.
Gugup dalam sambutannya mengatakan kesempatan ini dapat menjadi ajang pembelajaran bagi Indonesia maupun Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Menurutnya, kegiatan ini dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak karena RRT bisa belajar mengenai Indonesia, sedangkan Indonesia bisa belajar mengenai seluk-beluk pekerjaan konstruksi dari RRT yang dikenal maju dalam bidang ini.
“Semoga interaksi ini dapat membuat hubungan Indonesia dan RRT menjadi semakin kuat,”kata Gugup.
Sementara itu, Gufran mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, pelatihan ini merupakan wujud pengamalan undang-undang, terutama ketika GMUM dinilai telah mendorong penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama di negara ini, sekaligus menjamin ketersediaan pekerjaan di bidang konstruksi. Ia berharap agar Indonesia bisa mencontoh RRT, Jepang, Korea Selatan, dan Prancis karena negara-negara tersebut mengutamakan bahasa mereka ketika melakukan kerja sama dengan pihak luar.
“ Jika sepaham tentu ini akan jadi kunci keberhasilan kerja sama ekonomi sehingga pemahaman bahasa mengambil peran penting dalam mewujudkan hal itu,”kata Gufran.
Program pelatihan General & Technical Indonesian Language Training sendiri akan berlangsung selama 44 hari, yakni sejak 16 November 2017- 29 Desember 2017. GMUM akan menyelenggarakan pelatihan ini di Yogyakarta dan Jakarta agar para peserta bisa mendapatkan pengalaman terbaik mengenai Indonesia dari kedua kota tersebut. (Humas UGM/Catur)