
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mewisuda sebanyak 1.790 orang lulusan sarjana dan diploma, terdiri dari 1.439 orang lulusan S1, 301 orang lulusan Program D3 dan 50 wisudawan dari Program D4. Masa studi rata-rata untuk Program Sarjana adalah 4 tahun 8 bulan, Program D3 3 tahun 4 bulan dan D4 adalah 4 tahun. Waktu studi tersingkat untuk Program Sarjana diraih oleh Tunggul Wicaksono dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, yang lulus dalam waktu 3 tahun 1 bulan 7 hari. Sedangkan untuk Program Diploma diraih oleh Ayu Dyah Pawestri dari Program Studi D3 Kearsipan Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 10 bulan 1 hari.
Lulusan termuda untuk Program Sarjana diraih oleh Bayu Anggoro Putro dari Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin, yang lulus pada usia 20 tahun 3 bulan 25 hari. Sedangkan untuk Program Diploma diraih Prakoso Aji Nugroho dari Program Studi D3 Ilmu Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi yang lulus pada usia 18 tahun 5 hari.
Jumlah wisudawan yang berpredikat Cum Laude Program Sarjana sebanyak 441 lulusan (30,65%) sedangkan Program Diploma sebanyak 17 lulusan (4,84%). Indeks Prestasi Kumulatif rata-rata untuk lulusan periode ini Program Sarjana adalah 3,34, Program Diploma Tiga adalah 3,27. Wisudawan yang meraih IPK tertinggi untuk Program Sarjana diraih oleh Qisti Fauziyah dari Fakultas Biologi Program Studi Biologi dengan IPK 3,99. Sedangkan untuk program Diploma, diraih oleh Anisa Bella Pratiwi dari D3 Bahasa Korea Sekolah Vokasi yang lulus dengan IPK 3,87.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah meraih prestasi akademik gemilang. Ia juga turut bangga atas kelulusan yang diraih para wisudawan baru kali ini. “Saudara adalah orang-orang terpilih yang memperoleh kesempatan untuk menyelesaikan studi sarjana dan diploma di universitas perjuangan, universitas terbesar dan terbaik di Indonesia ini. Oleh karenanya, kelulusan ini adalah awal dari jalan panjang perjalanan Saudara selanjutnya, baik dalam studi lanjut maupun di dunia kerja. Kiprah saudara sangat ditunggu di tengah kesempatan yang begitu terbuka dalam pembangunan Indonesia untuk tahun-tahun ke depan,” kata rektor di Grha Sabha Pramana, Rabu (22/11).
Dikatakan rektor, para lulusan UGM ke depan harus mampu memberikan sumbangsih pada bangsa dan negara dalam bentuk pengabdian melalui profesi dan bidang ilmu yang ditekuni masing-masing. Meski demikian, banyak tantangan lulusan perguruan tinggi yang saat ini menghadang yaitu gencarnya arus informasi media sosial dan kemajuan teknologi digital. “Selain memberikan manfaat yang besar, kemajuan teknologi digital apabila tidak dikelola dengan baik akan merugikan kita sendiri,” katanya.
Di era digital seperti sekarang, tambahnya, tantangan yang akan dihadapi oleh generasi muda Indonesia, yang lebih akrab dengan nama generasi zaman now, berbeda dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi sebelumnya. “Kini kita dihadapkan pada musuh yang tidak terlihat karena dapat berupa teknologi yang sangat mungkin tidak pararel dengan nilai etika dan budaya, ideologi yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila, dan bisa juga berupa penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya,” katanya.
Namun demikian, ujarnya, sebagai lulusan UGM selayaknya sememegang teguh semangat dan jiwa para pahlawan bangsa. Menjadikan nilai-nilai moral yang merupakan karakter bangsa sebagai pedoman dalam bertindak dan bertingkah laku. “Jadikan semangat perjuangan para pendiri dan pahlawan bangsa dalam setiap detik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga bisa menjadi lulusan UGM yang selalu menginspirasi di tengah perubahan global,” terangnya.
Rektor berpesan agar para lulusan UGM juga memiliki semangat dan sifat jujur, peduli terhadap lingkungan, bertanggung jawab, bekerja keras, pantang menyerah dan cinta tanah air yang sejatinya merupakan karakter dan sifat dasar bangsa Indonesia. “Karakter-karakter tersebut harus tercermin pada diri alumni UGM mengingat salah satu jati diri UGM sebagai Universitas Perjuangan,”katanya.
Fellando Martino Nugroho, salah satu wakil wisudawan, mengatakan masa-masa menempuh kuliah selama empat tahun untuk menimba ilmu merupakan momen-momen indah bagi dirinya dalam proses pembentukan karakter. Nilai dan budaya masyarakat Yogyakarta yang ramah sedikit banyak membentuk kepribadiannya dalam berkomunikasi dengan orang lain. “Angkringan, tugu, sate klatak menjadikan kenangan bagi kami untuk selalu mengingat bahwa kami pernah menimba ilmu di sini,” kata lulusan Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)