Ahli Gizi UGM, Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., RD, MPH., menyampaikan pentingnya konsumsi ikan bagi masyarakat. Pasalnya, dalam ikan air tawar maupun ikan air laut memiliki kandungan protein hewani yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan di segala usia.
“Ikan memiliki lemak dan di dalamnya mengandung omega-3 yang sangat bermanfaat untuk kecerdasan otak,” jelasnya baru-baru ini memperingati Hari Ikan Nasional yang jatuh pada 21 November 2017.
Mirza menyebutkan ikan mengandung omega-3 yang cukup tinggi, terutama ikan air laut, seperti pada salmon dan kakap merah. Sementara ikan air tawar dengan kandungan omega-3 yang tergolong tinggi terdapat pada ikan lele dan ikan gabus.
“Konsumsi ikan ini sangat dianjurkan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan protein dalam tubuh. Minimal 1 porsi ikan sehari dikombinasikan dengan sumber protein lainnya,” jelasnya.
Meskipun memililki kandungan omega-3 yang tinggi, namun disebutkan Mirza, pengolahan ikan yang kurang sehat dapat menurunkan manfaat ikan. Dalam mengolah ikan menjadi menu makanan sehari-hari hendaknya dilakukan dengan menerapkan teknik memasak yang sehat. Misalnya, dengan direbus, kukus, maupun pepes dan menghindari mengolah dengan digoreng maupun penambahan bahan masakan seperti santan yang berlebihan.
“Sumber makanan sudah bagus, tapi kalau cara mengolahnya tidak sehat bisa menghasilkan zat yang kontraproduktif bagi tubuh. Kalau memasak dengan digoreng atau ditambah santan akan menambah kolesterol di tubuh,” kata Dosen Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM ini.
Mirza pun kembali mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan dan menjadikannya sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan protein tubuh. Terlebih Indonesia memiliki banyak sumber daya perikanan.
Potensi Perikanan Tangkap Tinggi
Sementara itu, Pakar Perikanan UGM, Suadi, Ph.D., menyebutkan Indonesia memiliki potensi perikanan yang cukup tinggi.
“Potensi perikanan tangkap Indonesia mencapai 12,5 juta ton untuk saat ini,” jelasnya.
Hanya saja dari sisi produksi, dikatakan Suadi, belum sesuai dengan potensi yang ada. Data Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat pada tahun 2016 produksi ikan tangkap hanya 6,4 juta ton.
“Tahun 2012 hasil produksi ikan tangkap sebesar 5,4 juta ton dan naik sedikit di 2016 menjadi 6,4 juta ton. Dalam lima tahun hanya naik 1 juta saja,” tutur dosen Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM ini.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan sektor ikan budidaya yang mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada tahun 2012 produksi ikan budidaya sebesar 9,68 juta ton dan naik menjadi 16,67 ton pada tahun 2016.
Suadi menuturkan rendahnya hasil perikanan tangkap Indonesia salah satunya dikarenakan terbatasanya armada. Sebagian besar kapal yang beroperasi dalam usaha ikan tangkap masih berupa kapal-kapal kecil dengan kapasitas terbatas.
“Potensinya besar, tetapi belum bisa mengambil banyak karena keterbatasan armada. Kedepan pemerintah perlu mendorong usaha untuk membesarkan armada agar hasil tangkapan bisa lebih optimal,” ujarnya. (Humas UGM/Ika)