
Memperingati Dies Natalis ke-68, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Festival Gamelan Kumandhang Gangsa Gadjah Mada 2017. Mengusung tema “Budaya Lokal dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika” festival tersebut menghadirkan berbagai penampilan dari grup karawitan.. Mereka yang hadir antara lain Gamasutra, Swagayugama, Sekar Laras, Psycorawitan, Grup PKKH, Kintaka Pusaka, Gasita, dan Prasasti. Festival yang terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya tersebut dilaksanakan pada Sabtu (9/12) di Ruang Bulaksumur, University Club, UGM.
Penanggung jawab acara Festival Gamelan Kumandhang Gangsa Gadjah Mada 2017, Raden Bima Slamet Raharja, mengatakan ini merupakan festival gamelan yang pertama kali diadakan untuk memperingati Dies Natalis UGM. Bima menjelaskan, tajuk “kumandhang gangsa” diartikan sebagai usaha untuk menyuarakan dan menyemarakkan gamelan kembali khususnya di lingkungan universitas.Menurut Bima, kegiatan ini dapat memberikan ruang apresiasi kepada kelompok karawitan yang jumlahnya cukup banyak di UGM.
“Festival ini diharapkan menjadi wadah bagi kelompok karawitan di UGM untuk menampilkan kebolehannya,” tutur Bima.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., yang membuka festival tersebut mengaku sangat mengapresiasi atas terselenggaranya festival gamelan tahun ini. Menurut Panut, festival gamelan ini merupakan salah satu usaha terstruktur UGM mengejawantahkan jati diri kampus sebagai universitas pusat kebudayaan.
“ Mudah-mudahan acara ini berjalan dengan lancar dan kita harus tetap ikut melestarikan gamelan,” ujar Rektor UGM.
Festival yang dihadiri banyak penonton ini mendapat sambutan baik dari penikmatnya. Tri Okta Kartika, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya, mengaku sangat mengapresiasi festival ini. Menurutnya, acara ini sangat menarik dan jarang diadakan. Apresiasi juga diungkapkan salah satu penonton lainnya, Irfan Radityo, mahsiswa Fakultas Filsafat. Ia berharap festival semacam ini dapat diadakan di tahun-tahun mendatang. (Humas UGM/Catur)