Anak kambing lahir tanpa memiliki kekebalan terhadap serangan penyakit. Bagi anak kambing kekebalan ini bisa didapatkan dengan cara mengkonsumsi air susu pertama (kolostrum). Kolustrum sendiri, dinyatakan mengandung agen pertahanan tubuh (immunoglobulin= Ig) yang berfungsi membunuh bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Kata Ir Arnol Elysar Manu MP, sintesis kolustrum sangat bergantung pada bahan-bahan penyusunnya yang diperoleh dari pakan selama induk bunting. Hasil peneltiannya menunjukkan, bahwa kolustrum induk kelompok suplemen memiliki kandungan Ig yang lebih tinggi. Penelitiannya mengatakan, setelah anak kambing menyusui, maka Ig yang diserapnya jauh lebih tinggi.
“Anak kambing dengan agen pertahanan lebih banyak, memiliki kemampuan lebih tinggi untuk melawan dan membunuh bibit penyakit yang masuk, sehingga anak kambing dari kelompok suplemen tidak ada yang mati dan kelompok tanpa suplemen memiliki tingkat kematian sebesar 60%,†ujar Elysar Manu saat ujian doktor di Sekolah Pascasarjana UGM, Jum’at, (9/3).
Secara fisiologis, kata Elysar, ternak membutuhkan nutrien tinggi di akhir masa bunting dan masa menyusui. Dikedua status ini, induk membutuhkan pakan tambahan.
Menurutnya, induk yang disuplementasi memiliki berat lahir anak lebih tinggi di bandingkan yang tidak disuplementasi. “Setelah lahir jumlah konsusumsi anak sangat tergantung produksi susu induknya, dan produksi susu induk akan meningkat dengan adanya suplementasi. Anak yang mengkonsumsi lebih tinggi akan mempunyai kecepatan pertumbuhan lebih tinggi pula, sehingga didapat anak sapihan yang besar dan lebih berat,†jelas pria kelahiran Ujungpandang 16 April 1968 ini.
Karenanya, menurut Elysar, perlu dipikirkan pakan suplemen yang memiliki kandungan nutrien tinggi, murah dan mudah didapat di lingkungan peternak. Serta memanfaatkan banyaknya teknologi hasil penelitian di bidang nutrisi dan makanan ternak, yang mampu digunakan untuk upaya suplementasi.
“Salah satunya adalah urea mollases multinutrients blok (UMMB). Di Timor tidak ada mollases, karena itu dapat dicarikan pengganti yang tersedia dan mempunyai nilai nutrient yang hampir sama yaitu ‘gula air’. Kandungan TDN mollases 85,7% dan gula air sebesar 86,03%, sehingga gula air dapat menggantikan mollases. Dengan demikian lebih tepat jika disebut urea gula air multinutrient blok (UGMB). Gula air ini adalah nira hasil sadapan pohon lontar (Borassus sundaicus) yang dimasak,†tandas staf pengajar Fapet Undana, Kupang yang lulus doktor bidang ilmu peternakan UGM dengan predikat sangat memuaskan. (Humas UGM).