
Tantangan semakin berat dihadapi komunitas kearsipan di Indonesia saat ini dan masa depan. Tantangan tersebut diantaranya para arsiparis diharapkan menuju pada pergerakan ke era arsip digital (elektronik).
Menghadapi tantangan ini, arsiparis dituntut harus memahami dunia database berelasi, keterkaitan perangkat lunak yang kompleks dan sistem perkantoran elektronik. Selain itu, mereka harus menguasai dokumen hypermedia, sistem informasi geografis yang berlapis-lapis.
Demikian dikatakan Dr. Mustari Irawan, M.P.A, Kepala Arsip Republik Indonesia, pada Seminar Internasional Arsip, di UC UGM, Jumat (15/12). Seminar internasional dalam rangka Dies UGM ke-68 ini menghadirkan sejumlah pembicara dari luar, diantaranya Prof. Charles Jeurgens (Universitas Amsterdam), Drs. Nico van Horn (KITLV) dan Prof. Hidenori Watanave (Universitas Tokyo Metropolitan).
Menurut Mustari Irawan, kantor elektronik menimbulkan tantangan unik untuk pengelolaan arsip. Apalagi, kualitas paling penting dari arsip adalah autentikasi dan kontennya yang tetap dari waktu ke waktu.
“Dengan kata lain, orang harus yakin bahwa arsip adalah seperti apa yang dikatakannya,” ujarnya.
Mustari Irawan menjelaskan deklarasi universal tentang kearsipan yang diadopsi oleh International Council on Archieves dalam Pertemuan Umum Tahunan di Oslo pada 17 September 2010, dan kemudian diadopsi dalam sidang ke-36 Sidang Umum UNESCO pada 10 November 2011, menyatakan bahwa arsip berperan dalam merekam keputusan, tindakan dan memori.
Arsip menjadi warisan yang unik dan tidak tergantikan dan melintasi dari generasi ke generasi berikutnya. Arsip dikelola sejak penciptaan untuk melestarikan nilai guna dan peruntukannya.
“Arsip merupakan sumber informasi sah dalam mendukung kegiatan administrasi yang akuntabel dan transparan. Dalam hal ini arsip memainkan peran penting dalam perkembangan masyarakat dengan cara menjaga dan membantu memori individu dan kolektif,” katanya.
Dalam seminar yang mengangkat tema “Development of Archival Science And Archives Management in Indonesia”, turut memberikan pemikiran, yaitu Drs. Djoko Utomo, M.A, Suprayitno, S.IP., M.Hum, Subandi Rianto, S.Hum, Kartika S.N.L.A.S., M.Hum dan Nuyaman, S.Ptk. Selain itu, Raistiwar Pratama, S.S., M.A, Dra. Titik Suliyati, MT dan lain-lain. (Humas UGM/ Agung)