Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) UGM bekerjasama dengan Recognition and Mentoring Program – Indonesia (RAMP-Indonesia) menggelar seminar bertema “Dukungan Untuk Teknologi Kerakyatanâ€, Selasa, (13/3), di ruang sidang lantai III LPPM UGM. Selain teknologi air (water), seminar ini membahas pula teknologi-teknologi tepat guna berkaitan energi, kesehatan (health), pertanian (agriculture) dan keanekaragaman hayati (biodiversity).
RAMP Indonesia memandang LPPM UGM sebagai lembaga yang memfasilitasi penemuan-penemuan teknologi tepat guna, baik yang dilakukan dosen maupun mahasiswa UGM. Sebagai lembaga yang memberikan layanan inkubasi pengembangan dan komersialisasi teknologi inovatif bagi inventor/inovetor akar rumput, RAMP Indonesia memandang perlu bekerjasama dengan LPPM UGM.
Seperti disampaikan Information RAMP Indonesia Ruly Bernaputra, seminar ini bertujuan membuka peluang guna mendapat dukungan penemu atau inovator teknologi tepat guna. Disamping itu, ingin mensosialisasikan dukungan teknologi tepat guna yang dimiliki bagi masyarakat Jogjakarta dan sekitarnya.
Ini merupakan upaya LPPM UGM dan RAMP Indonesia menjaring berbagai produk teknologi tepat guna yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan masyarakat. Bahwa melalui inkubasi RAMP Indonesia, kata Ruly, para inventor/inovator teknologi tepat guna di Indonesia diharapkan mendapat penghidupan mapan dari hasil inovasinya dan menghasilkan inovasi-inovasi baru yang bermanfaat.
“Mungkin penemu teknologi tepat guna tidak memiliki biaya untuk mensosialisasikan dan memproduksi secara massal. Teknologinya mungkin belum layak, RAMP sebagai inkubasi bisa memperbaikinya sehingga bisa bernilai komersiil, kompetitif dan mampu dimanfaatkan bagi masyarakat banyak,†ujar Rully Benaputra.
Dalam keterangannya, Rully menjelaskan, sebagai pendukung solusi responsif terhadap kebutuhan pasar, RAMP terbuka bagi semua penemu teknologi tepat guna. RAMP mensyaratkan inovasi teknologi harus berwujud, baik mesin, alat maupun formula. Teknologi harus memberikan solusi bagi peningkatan produktivitas atau kualitas hidup masyarakat ekonomi lemah, terjangkau, mudah dioperasikan serta dapat diproduksi secara massal.
“Untuk bisa diproduksi secara massal, penemu teknologi tepat guna bisa menggandeng pihak industri. Tapi bukan dengan RAMP. RAMP hanya melakukan pembinaan agar teknologi tersebut layak untuk diproduksi secara masssal,†tandas Rully.
Selain diikuti para staf pengajar di Jogjakarta, seminar ini diikuti pula para mahasiswa, pemerhati teknologi tepat guna dan pelaku wirausaha. (Humas UGM).