Kebijakan industri Nasional sekarang ini tidak berpihak pada pertumbuhan industri baja bahkan terkesan menganak tirikan. Padahal, industri baja merupakan tulang punggung bagi pengembangan indsutri lainnya di Indonesia.
“Kebijakan industri nasional belum berpihak betul pada pengembangan industri secara luas. Ini dibuktikan dengan cara Indonesia menggunakan sumber daya alamnya sangat tidak bijaksana, hampir 90% natural gas diekspor ke luar negeri dalam bentuk LNG. Sangat murah harganya. Ini menimbulkan masalah, padahal kontrak penjualan ke luar negeri adalah jangka panjang sehingga harganya tidak disesuaikan dengan perkembangan pasar. †papar Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA dalam penandatanganan kerjasama pengembangan Ilmu Pengetahauan dan Teknologi serta Sumber Daya Manusia antara UGM dengan PT. Krakatau Steel, Rabu (14/3) di Ruang Sidang Pimpinan UGM.
Sofian menambahkan bahwa dengan adanya peningkatan kebutuhan gas dari industri di dalam negeri yang tidak dapat dipenuhi, memaksa mereka harus mengimpor gas dari luar negeri yang kualitasnya kurang bagus. Pasokan gas yang disubsidi oleh pemerintah malah menimbulkan masalah karena sebagian gas yang disubsidi untuk industri dilarikan ke luar negeri, akibatnya kita rugi 2 kali karena kebijakan ini.
Sedangkan Ir. Daenulhay, MM selaku Direktur Utama PT Krakatau Steel menyambut baik dengan terlaksananya penandatanganan kerjasama ini. Menurutnya, saat ini di Krakatau Steel ada sekitar 110 orang alumni UGM yang menduduki posisi dan pos-pos jabatan penting sehingga memberi warna UGM dalam susunan direksi perusahaan.
“Perusahaan kita merupakan badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri baja. Kita sepakat menjalin kerjasama dengan UGM dalam ruang lingkup kerjasama meliputi bidang pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan Iptek dan Sumber Daya Manusia,†kata Daenulhay.
Perusahaan Krakatau Steel tambah Daenulhay, memiliki asset sekitar 7,2 triliun dengan melibatkan 9-10 ribu karyawan. “Perusahaan ini memiliki diversivikasi usaha yang bukan hanya di bidang baja saja, kita memiliki holding company yang bergerak di Jasa, Rumah Sakit, Teknologi Informasi dan bisnis jalan tol,†ujar alumni fakultas Teknik UGM ini.
“Kita membuka peluang bagi mahasiswa UGM untuk melakukan kerja praktek dan menambah pengalaman dan kesempatan bagi para dosen untuk pengembangan penelitiannnya,†ujarnya. (Humas UGM)