Prof. Dr. Ir. SM. Widyastuti, M.Sc memperoleh penganugerahan Tanoto Professional Research Award dari Tanoto Foundation (TF), Kamis (15/3) di ruang Multi Media UGM yang disaksikan oleh Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA, Ibrahim Hasan selaku ketua Yayasan TF, dan Ratih S.A Loekito, Direktur Eksekutif TF.
Program ini merupakan bentuk penghargaan Tanoto Foudation atas hasil penelitian professor yang diyakini memiliki kemampuan setara bahkan bukan tidak mungkin lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekannnya dari berbagai universitas di luar negeri. Tanoto Professional Research Award yang baru pertama kalinya diberikan, menetapklam fokus penelitian pada Ganoderma, yaitu sejenis jamur atau hama penyakit yang dapat mengakibatkan akar maupun batang tanaman menjadi busuk.
“Diharapakan penelitian ini akan mampu meningkatkan survival tanaman dan keberlanjutan industri perkebunan dan kehutanan,†ujar Ibrahim Hasan.
Ibrahim Hasan, mengaku sebelum menemukan Prof Widyastuti sebagai peneliti Ganoderma, dirinya sudah berkeliling ke seluruh universitas dalam dan di luar negeri, sampai ke beberapa universitas besar Di Australia, tetap juga referensi Ganoderma mengacu dari hasil penelitian Prof Widyastuti.
Penghargaan yang diberikan Tanoto Foudation kepada Widyastuti berupa pemberian dana riset Rp. 1,2 miliar dengan masa berlaku selama tiga tahun. Menurut Ratih S.A Loekito, sebagai langkah awal program ini menyediakan dana sebesar 1,2 milyar yang berlaku selama tiga tahun. Mekanisme pengucuran dana adalah 400 juta untuk tiap tahunnya
Universitas Gadjah Mada pun menyambut baik inisiatif Tanoto Foundation karena telah menunjukkan kepedulian dan komitmen perusahaan dalam mendukung penelitian-penelitian ilmiah yang hasilnya akan bermanfaat bukan hanya bagi perusahaan dan dunia akademik, tetapi juga untuk kemajuan bangsa.
“Disamping komitmen dari Pemerintah dan dari UGM sendiri, adanya dukungan perusahaan semacam ini akan turut memacu terwujudnya UGM sebagai universitas penelitian bertaraf internasional. Ke depan, UGM akan menggalang kerjasama penelitian dengan lebih banyak perusahaan yang memeiliki kepedulian tinggi sehingga hubungan antara UGM dengan industri akan semakin baik. Apa yang dilakuakan oleh Tanoto Foundation diharapkan dapat mendorong perusahaan dan foundation lainnya untuk melakukan hal yang serupa, sehinggga keterlibatan dunia industri dalam mendukung kegiatan penelitian di perguruan tinggi menjadi semakin besar dan intens. “ kata Sofian Effendi, selaku Rektor UGM .
Sedangkan Prof. Dr. Ir. SM. Widyastuti, M.Sc dalam sambutannya, mengaku sangat terkejut ketika dirinya diberitahu mendapat penghargaan untuk pertama kalinya yang diberikan Tanoto Foundation kepada seorang peneliti.
“Saat menerima pemberitahuan bahwa saya menerima penghargaan dari Tanoto Foundation, saya kaget dan sempat tidak percaya bahwa apa yang saya kerjakan selama ini telah dinilai sebagai sesuatu yang pantas mendapat penghargaan. Apalagi penelitian Ganoderma, hanya merupakan sebagian kecil dari patologi hutan, yang merupakan cabang ilmu yang relatif baru dan belum banyak dikenal oleh masayarakat, termasuk sebagian kecil rimbawan,†kata isteri Prof. Dr.Ir Susamto Somowiyarjo, M.Sc.
Dosen Fakultas kehutanan ini menerangkan, penelitian Ganoderma sudah ia geluti sejak 14 tahun yang lalu pada saat dirinya diterima sebagai dosen UGM. “Naluri sebagai ilmuan muda yang berkerja di lingkungan baru, membuat saya mencoba dan berusaha untuk mencari tema penelitian yang sesuai dengan latar belakang keilmuan saya, dan saya yakin merupakan masalah yang penting di sektor kehutanan,†kata Widyatuti.
Menurut Widyastuti, saat ini di sumatera kerugian akibat Ganoderma pada tanaman akasia dan kelapa sawit telah mencapai 3-26%. Bukan hanya itu kata Widyastuti, jamur ini juga telah menyebabkan mati dan robohnya sebagian besar pohon-pohon perindang di kampus (Humas UGM)