
Fakultas Geografi UGM menyelenggarakan Olimpiade Geografi Nasional (Olgenas) tingkat SMP pada 15-16 Januari. Kompetisi kali ini diikuti 65 tim pelajar SMP dari DKI Jakarta, Surakarta, Rembang, Bojonegoro, Jawa Tengah, Bantul, DIY, Palu, Sulawesi Tengah, Bogor, Jawa Barat, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, hingga Jayapura, Papua. Ketua panitia Olgenas 2018, Ilham Jamaluddin, mengatakan kompetisi Olgenas kali ini bertajuk Meningkatkan Kapasitas Masyarakat Melalui Manajemen Bencana menuju Indonesia Tangguh Bencana. Sesuai dengan tema tersebut, kata Ilham, penyelenggaraan Olgenas bertujuan untuk mengajak siswa mengetahui lebih jauh tentang khasanah ilmu geografi dalam pengembangan sistem manajemen bencana di Indonesia. “Kita ingin mengajak kaum muda mengetahui lebih jauh apa itu manajemen bencana karena negara kita rawan bencana, pemahamanan tentang manajemen bencana sangat diperlukan,” kata Ilham pada pembukaan Olgenas di ruang Auditorium Merapi, Fakultas Geografi UGM, Senin (15/1).
Ilham menambahkan, kompetisi olimpiade geografi untuk tingkat SMP dan SMA tahun ini dilaksanakan hampir secara bersamaan. Kompetisi tingkat SMA dilaksanakan pada 17-20 Januari mendatang. Ia menyebutkan untuk kompetisi olimpiade tingkat SMP/MTS diikuti 65 tim sedangkan tingkat SMA diikuti 130 tim. “Peserta SMP yang terjauh datang dari Jayapura, sedangkan tingkat SMA peserta terjauh dari Aceh,” katanya
Dekan Fakultas Geografi, Prof. Dr. Muh. Aris Marfa’i, M.Sc., mengatakan kompetisi olimpiade memang bertujuan mengenalkan ilmu geografi di kalangan siswa SMP dan SMA sejak dini. Khusus peserta olimpiade tingkat SMA yang berhasil meraih juara pertama, kata Aris, akan diberikan kesempatan untuk bisa mendaftar masuk kuliah di Fakultas Geografi tanpa ujian tertulis. “Kalau memang (siswa) senang dan mau, kita beri tempat bisa masuk geografi tanpa melalui jalur tes,” ujarnya.
Menurut Aris, peluang kerja lulusan geografi di masa depan sangat besar di tengah perkembangan disrupsi teknologi yang makin memudahkan orang menggunakan aplikasi, seperti teknologi pesan taksi dan hotel dengan berbasis pemetaan. “Kalau pemetaan domainnya dari geografi,” ujarnya.
Belum lagi, menurut Aris, saat ini setiap daerah diharuskan memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Ia menuturkan apabila setiap BPBD merekrut dua orang ahli bencana maka diperlukan lebih dari 1.000 orang. Belum lagi peluang kerja di kementerian dan daerah yang memerlukan ahli lulusan sarjana geografi.
Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan, Agus Hartono, mengatakan keikutsertaan siswa dalam olimpiade ini diharapkan bisa meningkatkan pemahaman siswa tentang geografi. Namun lebih dari itu, ia meminta agar para peserta bisa menyebarluaskan kepada masyarakat sekitar. “Ilmu yang diperoleh bisa disampaikan ke orang tua dan lingkungan sekitar,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)