WC? Mungkin terdengar aneh ditelinga. Tapi, jangan dulu berkesimpulan: WC adalah Waterplant Community. Sebuah komunitas baru yang terbentuk dari para mahasiswa KKN PPM Tematik Eksploitasi Air Gua Plawan.
Mereka adalah para mahasiswa yang telah melakukan pengabdian masyarakat di Desa Giricahyo Wonosari, dengan melakukan program mengangkat air dari Gua Plawan dengan energi terbarukan. Tercatat, sudah empat tahap dilakukan KKN PPM Tematik di daerah tersebut sejak tahun 2006.
Sebagai komunitas baru, WC (Waterplant Community), Kamis (14/2) diresmikan Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D di Ruang Sidang Biru Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM. Peresmian ditandai pengucuran air kendi oleh Prof. Atyanto Dharoko ke dalam bokor yang dipegang Koordinator WC Robby Adiarta.
Selain itu, dilaksanakan pula Diskusi Panel bertema “Peran Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Yang Sinergis dan Berkelanjutan Dalam Penanganan Krisis Airâ€. Sejumlah pembicara hadir, diantaranya Penanggungjawab Waterplant Community Dr. Ir. Sunjoto, Dip.HE., DEA, Kepala SATKER Pengembangan SPAM IKK Departemen Pekerjaan Umum Ir. Irman Djaya, Dip.SE., M.Eng serta presentasi Studi Kasus Program Eksploitasi Air Gua Plawan oleh Andityo Nurwanto, ST (Aspek Instalasi Fisik) dan Desi Aryani, S.Sos (Aspek Instalasi Sistem Sosial).
Prof. Atyanto Dharoko memberikan apresiasi tinggi terhadap Waterplant Community. Bahwa apa yang dikerjakannya di Desa Giricahyo, Wonosari telah memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Apa yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa KKN dengan bimbingan dosen-dosen FT Sipil, saya kira suatu yang luar biasa. Ini sekaligus memiliki prospek yang luar biasa. Kalau saya membayangkan KKN Tematik yang dikembangkan UGM seperti ini semua, saya kira menjadi suatu yang luar biasa. Karena sesungguhnya KKN Tematik yang kemudian dikembangkan menjadi KKN PPM ini, betul-betul mencerminkan KKN yang di idealkan,†ujar Pak Toni Atyanto.
Setelah ini, katanya, masyarakat Giricahyo Wonosari diharapkan mampu mandiri dalam pengelolaan air. “Dengan demikian yang tadinya mendapat subsidi bantuan dari banyak pihak, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, mahasiswa, sedikit-sedikit dapat dikelola sendiri,†tambahnya lagi.
Hal senada disampaikan koordinator Waterplant Community, Robby Adiarta, bahwa dalam pengembangannya KKN PPM Tematik Air Gua Plawan tidak hanya terbatas dibidang teknis saja, melainkan untuk pengembangan kapasitas masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya air.
“Tujuannya adalah untuk mempresentasikan apa yang telah dibangun oleh mahasiswa, pemerintah dan masyarakat. Ini sebagai sarana tukar pikiran terhadap kepedulian mereka bagi permasalahan yang dihadapi,†ungkap Robby.
Sementara, meski merespon sangat baik program KKN PPM Eksploitasi Gua Plawan, Irman Djaya menilai air gua plawan sampai saat ini masih belum layak sebagai air minum. Walau air jernih, tapi ada sesuatu yang tidak terlihat untuk bisa dikatakan setara air minum.
“Misalnya mikroorganismenya. Walau dikatakan gua plawan steril, tidak ada orang masuk ke Gua Plawan. Tapi saya kira pencemaran masih tetap ada. Untuk itu, diperlukan pengolahan lebih lanjut,” harapnya. (Humas UGM)