• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Orang Utan Suka Hidup di Dataran Rendah

Orang Utan Suka Hidup di Dataran Rendah

  • 19 Januari 2018, 14:23 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7963
Orang Utan Suka Hidup di Dataran rendah

Ditemukannya orang utan yang mati mengambang  tanpa kepala di Kabupaten Buntok, Kalteng, belum lama ini, patut disayangkan. Orang utan masih dianggap penggangu oleh masyarakat di sekitar hutan sehingga sering dibunuh dan diburu. Padahal, orang utan merupakan salah satu dari empat hewan kera besar yang hidup di benua Asia, namun saat ini hanya ditemukan di pulau Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan estimasi terakhir, sekitar 14.470 orang utan yang masih tersisa di Sumatera dan 57.350 orang utan di Kalimantan. Populasi mereka makin berkurang akibat habitatnya berganti karena konversi lahan untuk sawit dan tambang, perburuan dan perdagangan liar.

Mahasiswa program pascasarjana Fakultas Biologi, Dr. Ike Nurjuita Nayasilanan, mengemukakan orang utan memiliki perilaku suka hidup di daerah dataran rendah. Kesukaannya yang mencari makan di dataran rendah menyebabkan sering berhadapan dengan manusia. “Orang utan dan manusia sama-sama senang hidup di dataran rendah. Di Kalimantan mereka terfragmentasi karena di sana dataran tinggi hanya 700-800 mdpl. Bahkan, di Sumatera sekitar 75 persen hidup berada di luar kawasan konservasi,” kata Ike dalam diseminasi hasil penlitiannya tentang adaptasi orang utan di hutan lindung setelah dilepas dari pusat rehabilitasi, Jumat (19/1) di Fakultas Biologi UGM.

Ike menilai kesukaan orang utan yang hidup di dataran rendah menyebabkan populasi mereka terus menyusut, apalagi satwa yang dilindungi ini juga suka mengkonsumsi pakan berupa buah-buahan, daun, rotan dan serangga. “Orang utan memang mengeksplorasi habitat alaminya. Namun, pergerakan mereka mengikuti sebaran pohon sarang dan pohon pakan,” katanya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, kata Ike, kemungkinan orang utan awalnya hanya satu spesies, namun saat ini ditemukan dua spesies di Sumatera Pongo tapanuliensis dan orang utan sumatra (Pongo abelii). Sedangkan satu spesies lagi orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus) yang ada di Kalimantan. Munculnya dua spesies orang utan di Sumatera, kata Ike, besar dugaan akibat perubahan genetik akibat letusan Toba. “Dugaan awal karena adanya Gunung Toba meletus sehingga ada barrier dari letusan itu,” katanya.

Ike manambahkan dahulu orang utan juga terdapat di Jawa, terbukti dengan ditemukannya fosil orang utan di Pacitan. Namun, kepunahan orang utan di Jawa, menurut Ike, disebabkan konversi lahan akibat populasi manusia.

Dari penelitian Ike terhadap 16 orang utan yang dilepas ke bukit Batikap diketahui orang utan memiliki umur rata-rata yang hampir sama dengan manusia yakni 60-65 tahun, bahkan ada yang berumur sampai 70 tahun. Namun, orang utan yang tinggal di hutan rata-rata hanya berumur 55 tahun. Selama umur 0-8 tahun orang utan menyusui dengan induknya. Hingga menjelang remaja 12 tahun, biasanya orang utan  masih mengikuti sang induk. Orang utan jantan dewasa suka menjelajah hutan bertahun-tahun lamanya namun setelah tua akan pulang ke habitat awalnya. “Bisa dibilang pulang kampung,” katanya.

Orang utan umumnya melakukan aktivitas sejak matahari terbit hingga menjelang matahari terbenam. Mereka sering memakan buah-buahan, dedaunan, rotan, madu, dan minum air dari batang pohon.”Saat kita teliti di hutan, ada yang unik, orang utan betina suka menggunakan stik saat makan serangga. Ini yang kita temukan di bukit Batikap,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)  

 

Berita Terkait

  • FKH UGM dan Chester Zoo Bantu Penyelamatan Orang utan Akibat Kebakaran Hutan

    Monday,26 October 2015 - 9:58
  • UGM Simpan Ribuan Fosil Orang Utan Jawa

    Wednesday,18 September 2019 - 11:42
  • UGM-Borneo Orangutan Survival Jalin Kerja Sama

    Wednesday,06 November 2019 - 15:09
  • Teliti Orang Utan, Wisnu Nurcahyo Hasilkan Banyak Publikasi Internasional

    Wednesday,29 August 2018 - 11:35
  • Layanan Perpustakaan Perlu Mengikuti Selera Generasi Milenial

    Tuesday,13 March 2018 - 14:26

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual