• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Fenomena Angin Ribut

Fenomena Angin Ribut

  • 21 Maret 2007, 10:48 WIB
  • Oleh: Humas UGM
  • 7353
  • PDF Version

Kejadian angin ribut yang melanda 4 kecamatan di Yogyakarta pada 18 februari 2007, sekitar pukul 16.45 wib merupakan fenomena cuaca ekstrim yang sering terjadi di beberapa kota-kota besar di Indonesia. Angin dengan kecepatan sampai 40 knot ini disinyalir mampu menerbangkan atap dan bangunan rumah milik penduduk. Angin ribut ini muncul karena adanya tekanan udara rendah di bawah awan tebal hitam.

“Fenomena angin dengan kecepatan mencapai 28-47 knot atau 50-88 km/jam disebut angin ribut (gale). Istilah lesus, puting beliung, celeret tahun merupakan istilah lokal untuk memberi arti terhadap fenomena angin ini,” ujar Emilya Nurjani, S.Si., M.Si dalam Seminar bulanan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Bencana (PSB), selasa (20/3) di Ruang Sidang PSB..

Kejadian angin ribut sangat umum terjadi, hal ini disebabkan oleh material permukaan bumi yang lebih banyak menyimpan energi radiasi matahari. “Fenomena ini ternyata mendorong terciptanya angin yang lebih kencang dari biasanya. Hal ini juga didorong oleh topografi daerah perkotaan yang didominasi bangunan tinggi yang berfungsi seperti pegunungan,” ungkap dosen fakultas Geografi ini.

Emilya menambahkan, suhu permukaan yang tinggi atau panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan di banding udara sekitarnya, maka udara akan naik. “Begitu udara panas tadi naik, tempatnya segera digantikan oleh udara sekitarnya, terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat, Karena perbedaan panasnya sangat ekstrem, timbullah tekanan yang sangat rendah, sehingga angin yang ada di perkotaan menuju ke pusat tekanan yang lebih rendah lalu menimbulkan angin ribut,” jelas Emilya.

Untuk mengurangi kerugian jiwa maupun material akibat bencana angin ribut, Emilya menyarankan perlu kiranya dilakukan langkah-langkah preventif. Salah satu yang bisa dilakukan dan harus disediakan oleh BMG sebagai lembaga yang berwenang adalah menyediakan peta cuaca.

“Sebagai antisipasi ke depam, sebenarnya kapan akan terjadi angin ribut dapat diketahui dengan menggunakan sinoptik chart, tetapi data ini belum tersedia di BMG Indonesia,” imbuh Emilya.

Synoptic chart (peta sinoptik) adalah peta yang merangkumkan keadaan mutakhir dari cuaca di suatu wilayah. Tujuan dari pembuatan peta sinoptik ini menurut Emilya agar para pemrakira cuaca mempunyai gambaran tiga dimensi mengenai keadaan cuaca yang sedang berlangsung denga cara yang dapat dimengerti.

Setidaknya kata Emilya, ada beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghindari bencana angin ribut. “Usahakan berlindung di ruang bawah tanah, jika ada. Bila sedang berada di tempat terbuka, berlarilah ke parit sambil merunduk dan menutupi kepala. Jauhilah pepohonan yang biasanya jadi sasaran petir karena gampang tumbang. Selain itu, berlindung di ruangan di tengah rumah yang tak berjendela dan menyelubungi diri di bawah kasur,” kata Peneliti Hidro meteorologi dan Kualitas Udara ini. (Humas UGM)

Berita Terkait

  • UGM Gelar Lomba Desain Kincir Angin Tingkat Nasional

    Friday,09 November 2012 - 7:56
  • Banyak Awan Sebabkan Suhu Panas di DIY

    Friday,26 April 2019 - 8:12
  • Suhu Dingin di Jawa Dipengaruhi Angin Monsun Australia

    Wednesday,07 August 2019 - 16:33
  • Pakar UGM: Waspada Awan ‘Tsunami’ Berpotensi Timbulkan Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

    Tuesday,11 August 2020 - 14:05
  • DIY Rawan Angin Kencang

    Wednesday,31 January 2018 - 9:27

Rilis Berita

  • Mahasiswa UGM Raih Beasiswa Bayer Foundation - Germany 12 August 2022
    Bayer Foundation merupakan organisasi asal Jerman yang memberikan beasiswa bagi peneliti-peneliti
    Satria
  • Mahasiswa KKN UGM Gelar Vaksinasi PMK di Gunungkidul 12 August 2022
    Beberapa bulan terakhir ini wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) marak menyerang ternak di In
    Gusti
  • Departemen Sosek Faperta UGM Gelar Seminar Nasional dan Deklarasi Penguatan Fungsi Penyuluhan Pertanian 11 August 2022
    Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), menggelar
    Agung
  • Prof Irianiwati Widodo Dikukuhkan Sebagai Guru Besar 11 August 2022
    Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Ga
    Gusti
  • Pendaftaran KIP-Kuliah Dibuka Bagi 1.850 Mahasiswa UGM 11 August 2022
    Direktorat Kemahasiswaan UGM membuka pendaftaran KIP Kuliah 2022 bagi 1.850 mahas
    Gloria

Agenda

  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual