Universitas Gadjah Mada mengusulkan Prof.Dr.dr. Sardjito sebagai pahlawan nasional.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM ini dinilai memiliki kepentingan dalam memperjuangkan dan memenuhi kemerdekan Indonesia melalui bidang kesehatan dan pendidikan.
Hal tersebut mengemuka dalam seminar regional dalam rangka pengusulan gelar pahlawan nasional bagi Prof.Dr.dr. Sardjito yang berlangsung Kamis (25/2) di Balai Senat UGM. Seminar diadakan untuk mengumpulkan data dan masukan dalam menyusun naskah akademik pengusulan gelar pahlawan nasional bagi Rektor pertama UGM ini.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyambut gembira atas pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Sardjito.
“Saya menyambut gembira dan mendukung pengusulan gelar pahlawan nasional bagi Prof.Dr.dr.Sardjito,” kata Sultan HB X dalam kenangannya yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X.
Sultan menilai Sardjito telah banyak mendapatkan penghargaan , seperti tanda jasa pahlawan, bintang mahaputera tingkat I dan lainnya.
Pemberian gelar pahlawan nasional ini, kata Sultan, tentunya berpedoman pada UU No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan tanda Kehormatan, khususnya pasal 26. Dalam pasal ini dijelaskan gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah meninggal dunia dan yang semasa tinggal pernah melakukan perjuangan atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Dengan peran yang sangat besar di masa kemerdekaan Prof.Dr.dr. Sardjito layak diberi anugerah sebagai pahlawan nasional. Mudah-mudahan pengusulan gelar pahlawan nasional ini bisa berjalan lancar, “pungkasnya.
Rektor UGM Prof.Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D. Eng., Mengatakan Prof.Dr.dr. Sardjito adalah sosok yang sejak muda dikenal pandai, tekun dan memiliki semangat di bidang kesehatan dan pendidikan. Melalui bidang kesehatan ini mengantarkan Sardjito berperan aktif sejak perang kemerdekaan demi setelah kemerdekaan.
“Prof. Sardjito merupakan alumni STOVIA yang berdedikasi tinggi dan memiliki segudang prestasi. Dengan kemampuan itu tidak lantas lepas perannya sebagai putera bangsa, “jelasnya.
Dalam masa revolusi fisik dan penuh dengan keterbatasan, Sardjito menyuplai obat-obatan berbagai vaksin serta bervitamin yang dikenal dengan Biskuit Sardjito bagi TNI yang tengah berperang. Dedikasi dalam bidang pendidikan dalam pendirian UGM dan membina serta pengembangan Universitas Islam Indonesia.
Panut mengatakan Sardjito memiliki keteladanan dan pemikiran yang harus dijaga antara lain pengabdian, penelitian yang harus diarahkan pada kemanusiaan, menjaga etika penelitian, dan perguruan tinggi harus bersih kebudayaan indonesia. Dia berharap keteladanan ini bisa menginspirasi generasi muda dalam pengabdian pada bangsa dan negara.
“Atas dasar perjuangan dan pengorbanan Prof.Sardjito yang sangat hebat ini kami mengusulkan gelar gelar nasional,” paparnya. (Humas UGM / Ika: foto: Firsto)