Jeffry Prayana, S.Tek., M.Si., Regional Head, Regional IV / Jawa 1 PT. Bank Syariah Mandiri, mengatakan Indonesia saat ini sangat membutuhkan tumbuhnya para sociopreneur. Kehadiran para sociopreneur dinilai sangat penting karena perannya diharapkan mampu menopang ekonomi bangsa.
“Sekarang kita lagi dalam tahap membangun ke arah itu. Kebutuhan kita untuk sociopreneur sangat banyak dan penting karena kegiatan ini menggabungkan kegiatan sosial dan entrepreneur,” ujarnya di Grha Sabha Pramana, Selasa (6/2) pada Seminar Seminar Islamic Sociopreneur Development Program UGM.
Menurut Jeffry, kegiatan sociopreneurship sangat penting karena memperlihatkan kepedulian sosial, namun tetap berbasis pada kegiatan entrepreneur. Ia mencontohkan pengembangan usaha Gojek yang bermula dari pengembangan usaha ojek konvensional yang ada di Indonesia.
“Diprediksi pada pada tahun 2030, Indonesia akan masuk menjadi lima pelaku ekonomi besar di dunia. Hal itu tentu tidak akan berhasil jika tidak mendapat dukungan peningkatan di bidang entrepreneur,” tuturnya.
Rizqi Okto Priansyah, Direktur Eksekutif Laznas BSM Umat, mengungkapkan agama Islam mengajarkan keseimbangan sehingga ketika seorang sudah kaya maka diwajibkan berbagi kepada kaum yang kurang mampu.
“Itulah konsep Islam yang mengajarkan meneteskan sebagian rejekinya kepada orang yang tidak mampu sehingga berputarlah siklus dan orang saling membantu. Itu pula yang kita rancang dalam sebuah program atau kegiatan Islamic Sociopreneur Development Program,” katanya.
Rizqi menuturkan sociopreneur merupakan kegiatan kombinasi antara pendidikan dan entrepreneur. Dalam kegiatan tersebut disiapkan berbagai fasilitas program, diantaranya pemberian uang saku, beasiswa berupa uang SPP, pelatihan-pelatihan, pendampingan, magang dan permodalan.
Dengan fasilitas-fasilitas tersebut para mahasiswa yang tergabung dalam IEDP akan terus mendapat pelatihan dan pendampingan. Dengan upaya tersebut maka para mahasiswa yang memiliki jiwa enterpreneur akan semakin terarah.
“Kita tidak ingin teman-teman jalan sendiri, akan kita arahkan dengan pendampingan-pendampingan sehingga mereka yang sudah memiliki bakat entrepreuner bisa semakin terarah dan bisa bertahan ke depan. Mudah-mudahan atas kerja sama dengan banyak pihak, UGM dan para dosen bisa melahirkan generasi-generasi mandiri yang bisa menjadi pelaku-pelaku ekonomi kuat,” katanya.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Suharyadi, M.Sc., sangat antusias dengan kegiatan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri terkait entrepreunership di kalangan mahasiswa. BSM tidak saja memberi beasiswa, namun juga menawarkan kegiatan entrepreunership dengan pelatihan-pelatihan, pendampingan, magang dan modal.
“Teman-teman mahasiswa tentu akan memanfaatkan kesempatan ini sehingga kita optimis akan muncul para wirausaha muda,” katanya.
Suharyadi berpesan kepada para dosen pendamping agar mereka yang menerima hibah beasiswa dan hibah terkait entrepreunership untuk senantiasa dipantau dan didampingi. Sebab, bagaimanapun para mahasiswa masih memiliki kewajiban menyelesaikan tugas-tugas akademiknya.
“Ini memang tidak gampang karena butuh perhatian untuk sukses di keduanya. Ini semua agar para mahasiswa bisa fokus dan tentu saja model ini akan kita jadikan contoh untuk bagaimana kita bekerjasama dengan partner dan donor,” imbuhnya.
Seminar Islamic Sociopreneur Development Program hasil kerja sama Bank Syariah Mandiri, Laznas Bangun Sejahtera Mitra Umat dan Direktorat Kemahasiswaan UGM menghadirkan pembicara Sukma Dwie Priadi, Manajer BSM Area Yogyakarta, Dharma Anjarrahman, Founder & CEO Vestifarm dan Esika Caesaria, Founder & CEO Arizka Group. Dalam kesempatan ini diberikan beasiswa pendidikan sebesar 100 juta rupiah dan diterimakan kepada dua perwakilan mahasiswa UGM. (Humas UGM/ Agung)