Tabungan rumah tangga menjadi salah satu topik penting di Indonesia. Ia menjadi salah satu instrumen yang dipakai untuk meratakan konsumsi (consumption smoothing) ketika terjadi guncangan dalam rumah tangga, seperti ketika kepala tumah tangga sakit atau terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun saat memasuki usia pensiun. Ketika masa pensiun datang dan tidak diimbangi dengan sistem jaminan sosial maupun asuransi yang memadai, individu tersebut dapat mengalami penurunan kesejahteraan pada masa tuanya. Adanya tabungan tersebut, memungkinkan seseorang untuk memindahkan sebagian pendapatannya pada saat berpendapatan tinggi ke masa dimana individu tadi berpendapatan rendah.
Secara umum studi terkait tabungan tumah tangga dengan menggunakan data agregat sudah banyak dilakukan. Beberapa studi terbaru juga mengembangkan model overlapping generation untuk melihat peranan variabel demografi terhadap tabungan tumah tangga. Studi tentang tabungan rumah tangga juga dilakukan oleh Sunaryati, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Penelitiannya tentang pengaruh cohort, struktur demografi, kepemilikian asuransi dan pensiunan terhadap tabungan tumah tangga Indonesia mengantarkannya meraih gelar doktor ilmu ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Senin (12/2).
Temuan studi Sunaryati menunjukkan bukti empiris bahwa adanya pola tabungan rumah tangga di Indonesia berbentuk hump-shaped. Menurut Sunaryati, bentuk tersebut mengindikasikan berlakunya model life-cycle saving dalam konteks rumah tangga Indonesia.
“ Rumah tangga akan mengakumulasi aset pada saat mereka bekerja dan mendekumulasi aset saat mereka pensiun,” jelas Sunaryati.
Sementara itu, hasil pengujian pengaruh struktur demografi terhadap tabungan rumah tangga yang dilakukan Sunaryati menunjukkan bahwa jumlah anak usia dewasa berpengaruh negatif terhadap tabungan rumah tangga. Menurutnya, kondisi itu mengindikasikan bahwa anak yang telah dewasa merupakan substitusi jaminan hari tua bagi orang tuanya. Jumlah anak yang menjadi tanggungan berpengaruh negatif terhadap tabungan rumah tangga. Hal itu menunjukkan bahwa jumlah saudara kandung turut berpengaruh positif signifikan terhadap tabungan rumah tangga.
“Jumlah saudara kandung mengindikasikan adanya kecenderungan rumah tangga Indonesia bersifat independen dan tidak menyandarkan hidupnya kepada saudaranya,” terang Sunaryati. (Humas UGM/Catur)