
Direktur Rolls Royce untuk Regional Asia Pasifik dan Korea Selatan, Dr. Bicky Bhangu, mengatakan inovasi dan kepemimpinan menjadi faktor kunci mengembangkan bisnis perusahaan dalam menghadapi disrupsi teknologi. Hal itu dikemukakan Bisky saat menyampaikan kuliah umum di Balai Senat, Senin (20/2). Kuliah umum yang bertajuk Innovation Amid the Era of Disruption, Bicky menegaskan Rolls Royce sebagai perusahaan asal Inggris yang dikenal sebagai produsen mobil pesawat dan mesin pesawat, terus melakukan berbagai inovasi di tengah perubahan teknologi yang semakin maju dan pesat. “Disrupsi teknologi telah membawa perubahan bahkan masa depan perusahaan mana pun tidak bisa diguga,” katanya.
Untuk melakukan inovasi tersebut, kata Bicky, Rolls Royce pada tahun 2016 lalu telah menginvestasikan uang sebanyak 1,3 miliar dolar Amerika dan berhasil menghasilkan 672 paten dalam produk teknologi dan mesin pabrikasi. “Kami bekerja sama dengan 31 kampus dan pusat riset di beberapa negara untuk bidang teknologi dan manufaktur,”katanya.
Salah satu pusat riset yang digandeng tersebut 19 diantaranya berada di Inggris, 4 lembaga riset di Jerman, 3 lembaga riset di Amerika Serikat, 2 di Asia, 2 di Nordik dan 1 di Italia. “Di Asia kita kerja sama dengan Advanced Remanufacturing andTechnology Centre (ARTC) yang bermarkas di Singapura. Kita lakukan untuk riset pabrikasi,” katanya.
Beberapa inovasi yang dilakukan di pusat riset Jerman, kata Bicky, Rolls Royce tengah mengembangkan kereta api dengan tenaga hibrid. “Kita kombinasikan tenaga listrik dan diesel,” katanya.
Selain itu, membuat kereta api tenaga hibrid, perusahaan asal Inggris yang berdiri sejak 1904 ini juga akan mengembangkan kapal laut tenaga hibrid, jenis pesawat baru, microgrids, dan pesawat dengan tenaga hibrid. Apa yang dilakukan oleh perusahaan ini sekarang, menurutnya, adalah capaian yang dilakukan oleh inovator mereka sebelumnya. Ia menyebutkan sekarang ini setiap 28 detik pesawat menggunakan mesin pesawat dari Roll Royce.
Di hadapan mahasiswa, Bicky memaparkan bahwa tantangan sebuah perusahaan teknologi untuk memenangkan kompetisi di era disrupsi sekarang setidaknya tetap mempertahankan kemampuan dalam menghasilkan ide kreatif yang terus mengalir, melihat setiap ide dan gagasan dalam konteks bisnis, selalu melakukan evolusi teknologi dan menciptakan teknologi yang di dalamnya terdapat pemikiran dan temuan yang besar di dalamnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.kes., Ph.D., mengatakan Universitas Gadjah Mada terus mendorong hilirisasi riset yang telah dikembangakan oleh para dosen dan peneliti. Hal itu dilakukan agar riset yang dilakukan peneliti memberikan manfaat besar bagi perkembangan teknologi di tanah air. “Sejak 2014, UGM telah melakukan sektor hilirisasi riset dari bidang farmasi hingga kesehatan,” katanya.
UGM, kata Ika, akan terus mendatangakan para CEO dari perusahaan teknologi untuk memberikan informasi dan memotivasi mahasiwsa untuk terus melakukan inovasi kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuninya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)