Fakultas Teknik UGM pada tahun ini memperingati 72 tahun Hari Pendidikan Tinggi Teknik. Peringatan HPTT tahun ini diselenggarakan di Balai Senat UGM pada Selasa (20/2).
Dalam kesempatan ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menyampaikan orasi ilmiah terkait pengelolaan sumber daya bahari dan kedaulatan bangsa.
“Saya sering di-bully oleh masyarakat, padahal saya menjalankan pekerjaan yang sangat serius dan luar biasa penting. Kalau di media seolah ini fun saja, kesannya tenggelamkan saja, padahal lebih dari itu,” ucapnya.
Ia menuturkan, berbagai kebijakan yang dijalankan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki tujuan utama untuk menjaga kedaulatan bangsa, khususnya dalam menjaga kekayaan bahari yang selama ini banyak dijarah negara lain.
Dalam beberapa tahun sebelumnya, neraca perdagangan ikan Indonesia menurun drastis karena kekayaan perikanan Indonesia justru banyak diambil oleh kapal-kapal asing. Banyak dari kapal asing tersebut bahkan tidak memiliki izin untuk melakukan penangkapan ikan, namun bisa melenggang di perairan Indonesia karena pengawasan yang kurang.
“Mulai tahun 2001 saya melihat banyak eksportir yang tutup, jumlah nelayan pun berkurang dua kali lipat. Ternyata penangkapan ikan ilegal menyebabkan perikanan kita menurun,” imbuh Susi.
Melihat tantangan tersebut, KKP menetapkan tiga pilar utama dalam menjalankan programnya, yaitu kedaulatan, sustainability, serta kesejahteraan. Dengan peraturan yang lebih tegas bagi kapal asing ilegal, hingga hari ini ia telah menenggelamkan 363 kapal. Tangkapan ikan pun berangsur meningkat dari jumlah 6,5 juta ton pada tahun 2014 hingga kini mencapai 12,5 juta ton. Untuk tetap menjaga momentum perbaikan ini, ia mengajak berbagai pihak termasuk akademisi untuk turut mendukung program pemerintah yang telah dicanangkan.
“Legacy sudah dibuat oleh pemerintahan Jokowi, kewajiban kita untuk menjaga seterusnya. Ini perlu dukungan dari akademisi, perlu kajian-kajian yang baik. Saya harap UGM menjadi salah satu lini yang ikut membentengi kebijakan KKP,” jelasnya.
Peringatan HPTT tahun ini juga diisi oleh pemberian anugerah Herman Johannes Award kepada 5 tokoh nasional yang berperan dalam pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia, yaitu Basoeki Hadimoeljono untuk bidang infrastruktur, Susi Pudjiastuti dalam bidang kelauta, Prof. Ir. Hardjoso Prodjopangarso (alm) untuk Bidang Teknologi Pengairan, Prof. Dr. Soebroto, M.A. untuk bidang energi, serta Dr. Ir. Hartarto Sastrosoenarto (alm) untuk Bidang Industri.
Dalam kesempatan kali ini, Dekan Fakultas Teknik UGM juga memaparkan laporan terkait perkembangan Fakultas Teknik UGM, khususnya terkait tema yang diangkat dalam HPTT tahun ini, “Pendidikan Ketenikan untuk Pembangunan Berkelanjutan.”
“Hari ini 72 tahun yang lalu, para akademisi-pejuang hijrah dari Bandung yang telah diduduki tentara sekutu. Tepat 6 bulan setelah kemerdekaan RI, di bawah pimpinan Prof. Rooseno berdirilah Sekolah Tinggi Teknik di Yogyakarta pada tanggal 17 Februari 1946,” jelas Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D.
Ia memaparkan bahwa Sekolah Tinggi Teknik tersebut, bersama Perguruan Tinggi Kedokteran di Klaten dan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada di Yogyakarta merupakan perguruan tinggi perjuangan yang menjadi embrio UGM. Oleh karena itu, Fakultas Teknik UGM, ujar Nizam, mewarisi dan mengemban mandat sejarah yang tidak ringan.
“Fakultas Teknik UGM harus selalu menyatu azas dengan perjuangan rakyat, bangsa, dan negara untuk mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan Republik Indonesia, membangun kemajuan bangsa yang berkedaulatan, berkeadilan, berkemakmuran dan sejahtera,” paparnya.
Perjalanan 72 tahun yang dilalui Fakultas Teknik dalam mendidik putra-putri bangsa, menurut Nizam, telah membawa fakultas ini pada posisi sebagai salah satu kiblat pengembangan pendidikan tinggi teknik di Indonesia. Dalam laporan yang ia sampaikan pada kesempatan ini, ia memaparkan berbagai aset yang dimiliki Fakultas Teknik, khususnya sumber daya manusia yang dimiliki, yang telah berperan aktif dalam membangun kedaulatan teknologi.
Di tengah era disrupsi inovasi, ujarnya, Fakultas Teknik terus meningkatkan mutu pendidikannya untuk menyiapkan putra-putri terbaik Indonesia menjadi insinyur yang humanis dan profesional, juga pemimpin masa depan yang unggul dan arif. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)