
Direktur Pelayanan dan Pengembangan Bisnis PT. Transportasi Jakarta, Welfizon Yuza, meyakinkan untuk mereka yang masih kuliah agar terbiasa belajar kelompok atau bekerja dalam tim. Meskipun tidak menampik kenyataan ada saja mahasiswa yang terbiasa dan mampu belajar serta mengerjakan tugas-tugas sendirian.
“Jika terbiasa kerja sendiri, belajar, mengerjakan tugas sendirian, ya dipastikan akan mengalami kesulitan saat memasuki dunia kerja, yang senantiasa menuntut kerja tim,” katanya di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur, Selasa (20/2) saat memberi pembekalan kepada 1.648 calon lulusan UGM.
Welfizon memastikan bila dalam dunia kerja tak mungkin seseorang akan menjadi Superman atau Superhero. Namun, yang selalu dibangun adalah Supertim.
Karena itu, untuk bisa bekerja dalam tim, seseorang harus belajar dengan menjadi follower, dan setelah itu baru kemungkinan menjadi leader, dan saat itulah seorang leader dituntut memiliki goal atau tujuan.
“Harus punya tujuan apa yang ingin dicapai dari perusahaan atau organisasi. Saat berada dalam tim itulah kita dituntut bekerja dengan selalu berdasar pada fakta dan data,” katanya.
Pembekalan pada calon lulusan merupakan kegiatan yang rutin dilakukan UGM untuk memantapkan calon alumni memasuki dunia kerja. Dalam Pembekalan Wisuda Program Sarjana dan Diploma Periode II Tahun Akademik 2017/2018 dihadirkan pula pembicara dr. Gideon Hartono, pemilik Apotik K-24.
Sebagai pengusaha, Gideon Hartono mengatakan Indonesia hingga kini masih sangat membutuhkan banyak kehadiran entrepreneur. Karena itu, kepada para calon lulusan UGM diajak untuk mau menekuni dunia wirausaha.
“Ya harus berani memulai bisnis meski diawali dari kelas teri. Sukses itu adalah berhasilnya mencapai tujuan, dan salah satunya dengan menjadi entrepreneur,” ujarnya.
Menjadi pengusaha, kata Gideon, seseorang dituntut mampu melihat peluang dan bisa mengelola, mendata serta mengumpulkan sumber daya yang diperlukan perusahaan. Dari semua itu, katanya, yang terpenting adalah berani mengambil langkah untuk memulai dan mengambil segala kemungkinan risiko.
“Karena banyak alasan orang ingin menjadi pengusaha. Pingin lebih kaya dari sekarang, lebih bebas karena menjadi pemilik usaha, kapan istirahat dan wisata terserah kita, dan bisa jadi karena kepepet,” imbuhnya.
Apotik K-24 adalah usaha mitra dokter dengan cara melayani obat untuk pasien dengan berpegang prinsip harga sama di semua tempat, baik siang maupun malam. Kini telah memiliki 400 outlet, dan dengan jaringan apotik yang ada mampu melayani lebih dari 100 ribu pasien setiap harinya.
“Kita memiliki 400 asosiate (karyawan) di Indonesia, kita ada di Merauke, Pulau Rotee dan lain-lain. Daerah-daerah yang sulit ditembus pun karena dengan sistem waralaba maka Apotik ini bisa ditemui di daerah-daerah terpencil. Kini ada di 105 kabupaten kota dan 24 propinsi, dan di tahun 2017, Apotik K-24 menjadi perusahaan waralaba terbaik ke-2 di Indonesia,” kata Gideon. (Humas UGM/ Agung; foto : Firsto)