Universitas Gadjah Mada menjadi tuan rumah penyelenggaraan South East Asian Technical University Consortium (SEATUC) 2018. Kegiatan tahunan ini diikuti oleh Shibaura Institute of Technology (Japan), Hanoi University of Science and Technology (Vietnam), Ho Chi Minh City University of Technology (Vietnam), King Mongkut’s University of Technology Thonburi (Thailand), Suranaree University of Technology (Thailand), Universiti Teknologi Malaysia (Malaysia), Institut Teknologi Bandung (Indonesia) dan Univeritas Gadjah Mada (Indonesia).
Untuk penyelenggaraan SEATUC ke-12 tahun 2018 mengambil tema “Engineering Education and Research for Sustainable Development ”. PenyelenggaraanSEATUC yang berlangsung selama dua hari, 12-13 Maret 2018 bersamaan dengan kegiatan Dies ke-72 Fakultas Teknik UGM dan International Annual Engineering Seminar (InAES 2018).
“Simposium ini tentu menjadi kesempatan para periset dan praktisi anggota SEATUC untuk berbagi pengalaman dan gagasan dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, di Sekolah Pascasarjana UGM, Senin (12/3) saat membuka simposium.
Dengan tema “Engineering Education and Research for Sustainable Development ”, menurut Rektor, hal tersebut sesuai dengan pentingnya pendidikan dan riset. Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan budaya sangat terbuka untuk tema-tema semacam itu.
Sementara itu, Dr. Indra Perdana selaku ketua panitia mengatakan ada 190 tulisan dengan berbagai topik yang dibahas dalam SEATUC 2018. Sebanyak 190 proposal tulisan tersebut berasal dari para periset dan praktisi dari Jepang, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia.
Beberapa topik yang akan dibahas, diantaranya Biotechnology and Life Sciences, Earth Science and Geomatics, Engineering Education, Green Advanced Materials, Green and Smart Transportation System dan Green Energy System. Topik lainnya Hazard and Risk Management, Information Technology, Smart Systems and Automation, Sustainable Building and Infrastructure, Sustainable Environment dan Sustainable Urban and Regional Planning & Development.
“Di luar itu mereka juga mengadakan pertemuan khusus, spesial sesi yang membahas soal Green and Smart Community, Icl, Green and Smart Trasportation, Robotics and Communication System dan sesi lainnya soal Life Science, Implementation of Health and Longevity Society,” katanya.
Indra Perdana menjelaskan South East Asian Technical University Consortium (SEATUC) adalah sebuah konsorsium perguruan tinggi yang dibentuk pada bulan Mai 2006 oleh Shibaura Institute of Technology (Japan) bersama partner perguruan tinggi di Asia Tenggara yang terdiri atas Univeritas Gadjah Mada (Indonesia), Institut Teknologi Bandung (Indonesia), Hanoi University of Science and Technology (Vietnam), Ho Chi Minh City University of Technology (Vietnam), King Mongkut’s University of Technology Thonburi (Thailand), Suranaree University of Technology (Thailand), dan Universiti Teknologi Malaysia (Malaysia). Konsorsium ini dibentuk dengan tujuan sebagai media komunikasi antar perguruan tinggi tersebut dalam merintis berbagai bentuk kerjasama dan exchange program termasuk Hybrid Twinning Program.
“Konsorsium ini secara rutin mengadakan simposium tahunan yang penyelenggaranya secara bergilir di antara anggota konsorsium. Pada tahun 2018 ini, tepatnya pada tanggal 12-13 Maret 2018, Universitas Gadjah Mada menjadi tuan rumah kegiatan SEATUC Symposium yang ke 12 yang kepanitiannya dilakukan oleh Fakultas Teknik UGM”, tambahnya.
Dalam kesempatan ini, para pimpinan perguruan teknik juga memanfaatkan kesempatan ini untuk saling tukar ide dan gagasan. Dari pertemuan para pimpinan tersebut diharapkan melahirkan kerja sama untuk kemajuan bersama.
Prof. Dr. Nizam, Dekan Fakultas Teknik UGM, mengakui teknologi memang pendorong untuk kemajuan dan perkembangan. Meski begitu, kemajuan diharapkan tidak mengorbankan kelestarian lingkungan. (Humas UGM/ Agung)