Disamping nutrien, komponen non-nutrien pada diet memiliki sumbangan dalam studi hubungan kanker-diet. Bahwa makanan yang berasal dari tanaman, termasuk sayuran, buah-buahan dan rempah-rempah/ bumbu mengandung senyawa phytochemicals, yang memiliki aktivitas antioksidan dan dapat mencegah kanker.
Demikian pernyataan Prof Dr Sudibyo Martono MS Apt saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, hari Selasa (14/8) di ruang Balai Senat. Ketua Pengelola Program Studi S-2 Ilmu Farmasi UGM ini mengucap pidato “Penggunaan Inhibitor Glutation S-Tranferase Sebagai Modulator Efektivitas Pengobatanâ€.
Katanya, beberapa senyawa antioksidan golongan fenol alami, telah terbukti memiliki sifat sebagai inductor atau sebagai inhibitor Glutation S-Transferase (GST). Rempah-rempah seperti kunyit, bawang merah dan bawang putih terlihat sebagai antimutagen yang opetn pada kondisi in vitro dan in vivo.
“Bahan-bahan tersebut memiliki efek menginduksi enzim-enzim pemetabolisme obat, termasuk GST, yang terlihat di dalam detoksifikasi senyawa-senyawa berbahaya pada jaringan. Penelitian terhadap kunyit telah memantapkan potensi antikarsinogeniknya pada hewan uji. Pada manusia, kunyit dan kurkumin menurunkan mutagen yang diekskresikan oleh perokok dan lesi prakanker bukan perokok,†ungkap pria kelahiran Klaten, 17 September 1953 ini.
Dalam pidatonya, suami Dra Setyalastuti MSi ayah Datu Respati dan Dito Anggoro menjelaskan pula tentang fakta studi epidemiologi yang mengindikasikan bahwa diet tinggi buah-buahan dan sayuran dengan fitonutrien dan kandungan rendah lemak tipe tertentu disertai asupan kalori sedang dan makanan kaya serat terkait erat penurunan risiko terserang kanker. “Hasil uji klinik dengan nutrien/ non-nutrien sebagai suplemen belumlah dapat memberikan kesimpulan nyata untuk efek perlindungan melawan kanker,’ jelasnya.
Oleh karenanya penting disadari bahwa suplemen makanan atau bermacam-macam makanan dengan latar belakang diet rendah sangatlah susah untuk menghasilkan luaran sebagaimana yang diharapkan. Pendekatan efektif dan sesuai haruslah berdasar pada makanan. Selain efek protektif nutrien dan non-nutrien, efek sinerginya menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan agar mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.
“Karenanya jawaban benar untuk pencegahan kanker adalah dengan cara mengatur ukuran/takaran diet atau promosi gaya hidup dan kebiasaan makan yang sehat,†tandas Prof Sudibyo, Kepala Laboratorium Analitik, fakultas Farmasi UGM ini. (Humas UGM).