
Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.,Sc., mengatakan ada 4 hal yang menjadi perhatian dan tanggung jawab Kemenristekdikti terkait pelaksanaan riset dan pengembangan. Ke empat hal tersebut adalah peningkatan jumlah produk hak kekayaan intelektual, jumlah publikasi internasional bereputasi terindeks Scopus, produk-produk ke arah hilirisasi dan produk untuk prototipe industri.
Untuk peningkatan jumlah produk Hak Kekayaan Intelektual, kata Dirjen RPM, ada desain, paten, paten sederhana, merk, varietas dan sebagainya. Sementara untuk tahun 2018 ditargetkan sebanyak 2200 Hak Kekayaan Intelektual.
Sedangkan jumlah publikasi internasional bereputasi terindeks Scopus, Kemenristekdikti melalui Dirjen RPM menargetkan 14.000 publikasi. Sementara itu, produk ke arah hilirisasi sebesar 1.000 produk dan produk untuk prototipe industri sebanyak 25 prototipe.
“Jadi, tahun ini kami di RPM mendanai 18.433 penelitian, saya meminta dari jumlah tersebut sebanyak 1.000 ke arah hilirisasi dan disitu termasuk di dalamnya adalah produk melalui pengabdian masyarakat, dan wajar dong kalau kalau dari jumlah itu kita menginginkan ada 25 produk yang masuk ke prototipe industri,” ujar Ocky Karna Radjasa, di GSP UGM, Selasa (27/3) saat berlangsung Sosialisasi Hibah Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2019.
Ocky menandaskan program RPM Kemenristekdikti tahun 2018 akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2018 ini salah satu dari program RPM adalah Bangun Desa.
Dalam program ini, RPM Kemenristekdikti akan mendorong hasil-hasil riset dapat dihilirisasikan melalui pengabdian masyarakat. Dengan begitu maka skema pengabdian masyarakat tahun ini akan terasa lebih sederhana.
“Saya akan mendorong mereka yang memiliki hasil riset yang dihilirisasikan melalui proposal pengabdian masyarakat untuk mendapatkan prioritas. Kita ingin dorong teknologi tepat guna, mau bicara M-19, Satelit, boleh, penelitian-penelitian yang high technologi, nano teknologi boleh, tapi kita ingin salah satu indikator hasil riset bisa menyejahterakan masyarakat dan ini tentu akan berubah untuk tahun 2019,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D., mengungkapkan sebagai scientis leader banyak hal yang bisa dilakukan di tengah keterbatasan. Dengan ketekunan dan memberi rekam jejak yang baik maka dana-dana hibah yang disediakan pemerintah diyakini akan meningkatkan koefisien konfiden sebagai ilmuwan.
“Kita bisa bekerja sama dengan ilmuwan-ilmuwan dari negara lain dalam posisi yang sama. Dengan bersama-sama maka kemajuan dan kesejahteraan Indonesia pun bisa dicapai,” katanya. (Humas UGM/ Agung;foto: Firsto)