
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) PPM UGM setiap tahunnnya menerjunkan kurang lebih sekitar 6.500-an mahasiswa ke 34 provinsi di seluruh Indonesia untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Berbagai program yang dijalankan mahasiswa tersebut diharapkan bisa membantu pemerintah pusat dan daerah untuk mengentaskan kemiskinan. Apalagi, program KKN dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut di lokasi yang sama sehingga potensial untuk bisa meningkatkan kemandirian ekonomi warga secara berkelanjutan. Hal tersebut dikemukan oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng.,. D.Eng., saat memberikan pembekalan kepada 300-an Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN PPM UGM di The Sahid Rich Hotel Yogyakarta, Rabu (28/3).
Rektor menegaskan progran pengabdian yang dilakukan mahasiswa KKN memang diarahkan untuk mendorong kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. “Bahkan, lewat KKN ini pula mahasiswa bisa belajar dari masyarakat tentang kearifan lokal dan praktik baik yang ada di masyarakat,” katanya.
Kuliah Kerja Nyata yang sudah diinisiasi oleh UGM sejak tahun 1951 ini, menurut Rektor, sudah menjadi barometer dari perguruan tinggi lain dalam pelaksanaan program pengabdian. Tidak hanya perguran tinggi, ujarnya, banyak dari kepala daerah yang secara khusus meminta langsung agar UGM mengirim mahasiswa KKN ke daerahnya. Namun begitu, keterbatasan jumlah sumber daya maka UGM memprioritaskan daerah yang dianggap terluar, terdepan dan terpinggirkan. “Umumnya para bupati sudah mengerti bahwa program KKN yang kita lakukan biasanya berkelanjutan di lokasi yang sama,” katanya
Rektor meminta agar para DPL KKN juga mendorong setiap kegiatan yang dilaksanakan agar mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat dan industri lokal di daerah.
Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UGM, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D., mengatakan pada pertengahan tahun ini UGM berencana menerjunkan sekitar 6.500-an mahasiswa KKN yang akan ditempatkan di Aceh hinga Papua. “Sekitar 6.500 lebih mahasiswa yang ditempatkan 34 provinsi. Dari Aceh hingga Puncak Papua, dari Miangas hingga Alor,” ujarnya.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis akademis ini, menurut Irfan, setiap lokasi kegiatan akan melakukan proses pendampingan kepada masyarakat selama tiga tahun berturut-turut. “Di lokasi, mahasiswa akan melakukan pemetaan masalah dan potensi, penetapan program dan sasaran, hingga pelaksanaan program,” ujarnya.
Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat dalam pengarahannya selaku perwakilan dari Dewan Guru Besar (DGB) menuturkan bahwa dosen yang menjadi DPL merupakan panggilan jiwa untuk mengabdi bersama mahasiswa di masyarakat. Ia mengharapkan agar para DPL mampu menjalin komunikasi dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi mahasiswa. “Anak bimbingan KKN biasanya tidak pernah lupa dengan para DPL. Oleh karena itu, komunikasi perlu terjalin dalam jangka panjang, mereka nantinya bisa menjadi sumber daya penting di masa mendatang,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)