Architects Regional Council Asia (ARCASIA) bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indoneesia (IAI), Asian Disaster Preparedness Center (ADPC), Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan pelatihan bagi arsitek bertaraf internasional. Pelatihan bertajuk Training Workshop Arcasia Disaster Risk Management For Architechs tersebut dihadiri peserta dari beberapa negara Asia, seperti Pakistan, Malaysia, Bangladesh, India, Hongkong, Sri Lanka, dan Indonesia. Pelatihan yang dilaksanakan di Yogyakarta itu dilaksanakan selama empat hari yakni 4 – 7 April 2018.
Ketua Umum IAI, Ahmad Djuhara, mengatakan alasan dipilihnya Yogyakarta sebagai lokasi pelatihan bertaraf Asia ini karena kaya pengalaman dan sering menghadapi bencana. “Dari bencana yang pernah dialami, seperti gunung meletus, gempa bumi, longsor hingga kemungkinan tsunami memperlihatkan kenyataan bahwa masyarakat Yogyakarta menjadi berpengalaman dalam menghadapi bencana,” ujar Juhara.
Pengalaman tersebut menjadi sebuah kekayaan tersendiri untuk dibagi kepada yang lain.
Lebih lanjut Djuhara menjelaskan bahwa pelatihan ini turut dihadiri para arsitek anggota IAI Papua, Maluku dan berbagai wilayah lainnya di Indonesia. Ia mengatakan pelatihan ini mendapat sambutan yang baik bagi para arsitek di Indonesia. Dari pelatihan ini mereka jadi tahu ternyata ada banyak hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi sebuah bencana.
Sementara itu, President of Architects Regional Council Asia (Arcasia), Jahangir Khan Sherpao, mengatakan bahwa pelatihan ini sangat penting bagi para arsitek. Menurutnya, pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan dan kekuatan arsitek terkait risiko dan manajemen bencana.
“Harapannya dari para peserta yang mengikuti pelatihan dapat menyebarkan pengetahuan dan informasi tentang peran arsitek dalam menghadapi risiko dan manajemen bencana ke negaranya masing masing sehingga informasi dapat terdiseminasi,”papar Jahangir. (Humas UGM/Catur)