• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Institusi Pendidikan Harus Mengenalkan Teknologi Sejak Dini

Institusi Pendidikan Harus Mengenalkan Teknologi Sejak Dini

  • 12 April 2018, 15:10 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 2006
  • PDF Version
Institusi Pendidikan Harus Mengenalkan Teknologi Sejak Dini
Institusi Pendidikan Harus Mengenalkan Teknologi Sejak Dini
Institusi Pendidikan Harus Mengenalkan Teknologi Sejak Dini
Institusi Pendidikan Harus Mengenalkan Teknologi Sejak Dini
Institusi Pendidikan Harus Mengenalkan Teknologi Sejak Dini
Institusi Pendidikan Harus Mengenalkan Teknologi Sejak Dini

Kemajuan teknologi memengaruhi setiap lini kehidupan manusia, dan menuntut para pekerja untuk meningkatkan kompetensi mereka dengan pemahaman terhadap penggunaan teknologi yang baik. Seiring dengan pola dunia kerja yang berubah, institusi pendidikan pun harus ikut berubah untuk mempersiapkan anak didik mereka dengan kompetensi yang relevan dengan perkembangan zaman.

“Akibat kemajuan teknologi, memang ada beberapa pekerjaan yang mulai ditinggalkan, tapi banyak pekerjaan baru yang muncul. Kurikulum pendidikan harus memperkenalkan teknologi sedini mungkin agar dihasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Services Dialogue Council, Devi Ariyani, dalam acara Diskusi Publik dan Diseminasi Sektor Jasa Nasional dan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada Kamis (12/4).

Penggunaan teknologi dalam dunia kerja, ujar Devi, tidak jarang menimbulkan ketakutan bahwa pekerjaan yang selama ini dilakukan manusia akan digantikan oleh robot. Padahal, jika digunakan dengan benar, teknologi justru memungkinkan seseorang meningkatkan kualitas pekerjaannya.

“Teknologi itu seharusnya membuat hidup kita menjadi lebih baik, bukan menyulitkan,” imbuhnya.

Dalam diskusi ini, 3 orang pembicara memberikan pemaparan terkait penguatan sektor jasa di Indonesia serta MEA, sekaligus memberikan pemahaman dan sosialisasi mengenai  pentingnya dua hal ini dalam mewujudkan ASEAN 2025.

Kegiatan yang diselenggarakan atas kerja sama antara ASEAN Studies Center (ASC) UGM bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko Perekonomian RI) dan Indonesia Services Dialogue Council ini mengambil tema Toward Resilience and Innovative Indonesia’s Services Sector in the ASEAN Economic Community.

Terkait isu ini, Devi memaparkan bagaimana sektor jasa berkembang sangat pesat di Indonesia terutama karena kemajuan teknologi yang juga pesat. Dengan 88,1 juta pengguna aktif internet serta peningkatan internet mencapai 58% setiap tahunnya, Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan penyedia jasa yang berbasis teknologi digital, mulai dari jasa transportasi, akomodasi, pencarian kerja, hingga layanan medis. Dengan potensi yang demikian besar, ia menganggap bahwa seharusnya lebih banyak warga Indonesia bisa terjun ke sektor tersebut sebagai pengusaha atau pekerja, bukan hanya sebagai konsumen.

“Seharusnya perusahaan, seperti Gojek, Bukalapak, dan yang lainnya, tidak perlu mencari pegawai dari luar negeri, jika dari kita banyak pekerja-pekerja yang mumpuni di bidang teknologi,” kata Devi.

Pendapat mengenai signifikansi peran pendidikan Indonesia dalam mempersiapkan SDM yang unggul di bidang teknologi juga disampaikan oleh Guru Besar Ekonomi UGM, Prof. Catur Sugiyanto. Sebagai salah satu pendiri, pemimpin, sekaligus negara terbesar di ASEAN, Indonesia diharapkan dapat berperan besar dalam mewujudkan visi MEA 2025. Di saat yang sama, Indonesia juga harus mempersiapkan kualitas SDM yang baik agar dapat mengambil manfaat dari MEA secara maksimal.

“Kalau melihat dari daya saing, Singapura memang masih lebih unggul. Keunggulan kita terletak dari jumlah SDM, khususnya karena kita saat ini mengalami bonus demografi. Ini yang harus kita kerjakan, bagaimana mendorong SDM kita untuk bisa lebih bersaing,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Catur membawakan materi terkait peran strategis akademisi dalam meningkatkan literasi sektor jasa dan posisi Indonesia dalam mewujudkan Visi MEA 2025. Dalam konteks yang sama, diskusi ini juga dilakukan untuk memperkaya data dan literatur akademis terkait sektor jasa khususnya kaitannya dengan MEA. Selain kedua pembicara tersebut, hadir pula Deputi Bidang Kerja Sama Internasional, Kementerian Perekonomian Republik Indonesia, Dr. Rizal Affandi Lukman, yang membawakan materi berjudul “Menuju Visi MEA 2025; Perkembangan, Peluang, dan Tantangan.” (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • PUSPAR UGM ADAKAN LOMBA LUKIS DAN MEWARNAI

    Friday,08 July 2005 - 14:11
  • Budaya Negara Pengaruhi Karakteristik Role Model Sehat Institusi Pendidikan Dokter

    Wednesday,23 December 2020 - 9:53
  • Menjelang Hari Pangan Sedunia: Perlu Perubahan Mindset

    Sunday,11 October 2009 - 14:47
  • Pemeriksaan Biopsi Endometriosis Sejak Dini Penting Bagi Wanita Infertil

    Tuesday,09 April 2013 - 16:00
  • Kenalkan Pancasila Pada Anak, PSP Gandeng Guru PAUD

    Friday,27 September 2013 - 11:51

Rilis Berita

  • Pengamat UGM Bicara Soal Penyesuaian Tarif Listrik Progresif 17 May 2022
    Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bins
    Agung
  • Haedar Nashir Ingatkan Pentingnya Merawat Persatuan 16 May 2022
    Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, mengingatkan agar seluruh komponen anak bang
    Gusti
  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria
  • Tim UGM Lakukan Riset Pengembangan Varietas Baru dari Kedelai Hitam 16 May 2022
    Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada tengah melakukan riset pemurnian kedelai hita
    Gusti
  • Tantangan Pembangunan Industri Sawit Indonesia yang Berkelanjutan 16 May 2022
    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, Dipl., Ing, mengatakan bahwa minyak kelap
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual