• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Memotret Selatan Sebagai Gerakan Global

Memotret Selatan Sebagai Gerakan Global

  • 16 April 2018, 17:18 WIB
  • Oleh: Agung
  • 4298
Memotret Selatan Sebagai Gerakan Global

Setidaknya dalam satu dekade terakhir istilah "the South" atau "the Global South" yang diterjemahkan "Selatan", semakin sering dipergunakan dalam analisis maupun praktek politik global. Meski tidak sepenuhnya menggantikan istilah-istilah terdahulu seperti "negara berkembang" (developing countries), "Dunia Ketiga" (Third World), "negara miskin" (poor countries) atau "negara kurang berkembang" (less developed countries), istilah Selatan perlahan meraih posisi yang lebih dominan.

Rizky Alif Alvian, S.I.P, peneliti dari Institute of Interational Studies (IIS), Fisipol UGM, melalui kajiannya mengatakan makna Selatan telah mengalami kebaruan analitik. Istilah Selatan telah ditafsirkan setidaknya melalui dua teknik berbeda. Teknik pertama melekatkan Selatan sebagai negara berkembang, dan teknik kedua memahaminya sebagai gerakan global.

Meski begitu, keduanya memiliki titik temu, yaitu sama-sama mengatributkan marjinalitas sebagai salah sartu karakter utama aktor Selatan. Sementara, aktor-aktor dipertemukan oleh ideologi yang menekankan kesetaraan dan solidaritas. Dalam lanskap seperti ini, arus penafsiran yang memotret Selatan sebagai gerakan global menyimpan sejumlah kebaruan menarik.

"Dengan ini maka Selatan tidak lagi dipandang secara geografis ia berada di selatan ekuator, namun negara selatan bisa juga ditemui di belahan utara. Kemalangan akibat tata ekonomi-politik global di berbagai belahan bumi merubah cara pandang itu," katanya, di Fisipol UGM, Jumat (13/4) saat berlangsung diskusi bulanan IIS bertema "Mempelajari Selatan: Konsep dan Perdebatan".

Menurut Rizky Aliv, Selatan  bisa diperlakukan sebagai suatu artikulasi politik yang spesifik dalam politik global, yang dicirikan dengan penekanan kuat terhadap ide kesetaraan dan solidaritas. Sebagai artikulasi politik yang khas maka kehadiran dan ketidakhadiran Selatan akan terlihat pada klaim-klaim terkait soal kesetaraan dan solidaritas dalam situasi global yang spesifik.

"Karenanya aktor yang menyuarakan tidak harus tetap, ia bisa negara pada suatu ketika, namun bisa pula LSM-LSM pada momen yang lain atau bahkan organisasi-organisasi internasional yang lain," ujarnya.

Pandangan sama disampaikan peneliti lain dari IIS, Fisipol UGM, Husna Yuni Wulansari. Titik temu diantara kedua interpretasi atas Selatan terletak pada sensitivitasnya terhadap problem ketimpangan global. Sensitivitas ini tampil setidaknya diantaranya terkait konsep Selatan yang berbicara tentang aktor-aktor yang mengalami dampak negatif ketimpangan global.

Sementara itu, Prof. Dr. Mochtar Masoed sebagai pembahas kajian penelitian ini menyatakan untuk menyempurnakan kajian maka perlu kiranya mempertimbangkan perpektif sosiologis supaya dinamikanya lebih nampak. Karena itu, agar tidak bicara konsep Selatan diawang-awang maka perlu belajar basis sejarah sosiologisnya dan sejarah politiknya.

"Penting membaca sejarah diplomasi, bagaimana orang-orang yang dulu disebut-sebut, lalu menyebut dirinya sendiri, lalu komprominya sekarang. Karena keperluan administrasi itu bisa sangat dinamik. Saat itu, di Bank Dunia itu tiba-tiba muncul klasifikasi administrasi menyebut diri mereka ini tidak kaya tapi kurang, atau tidak maju tapi kaya. Ada kategori itu, negeri dengan banyak minyak, tapi sosialnya tidak bagus," tuturnya. (Humas UGM/ Agung).

Berita Terkait

  • UGM Terima Kunjungan Dubes Korea Selatan

    Thursday,24 January 2019 - 7:53
  • Bencana Pergerakan Tanah Mengancam Sebagian Besar Wilayah Indonesia

    Friday,27 January 2017 - 15:10
  • Dosen UGM Hadiri Saemaul International Forum di Korea Selatan

    Monday,24 September 2018 - 13:54
  • UGM dan Kemenlu Beri Beasiswa untuk Pemuda dari Negara Anggota Gerakan Non Blok

    Thursday,26 December 2019 - 16:09
  • Raih Doktor Usai Teliti Jamaah An-Nadzir di Sulawesi Selatan

    Wednesday,26 June 2013 - 9:51

Rilis Berita

  • Pakar UGM: Kemiskinan Seringkali Jadi Ajang Komoditas 31 January 2023
    Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan hasil
    Gusti
  • Pengamat UGM: Jangan Melihat Masyarakat Desa seperti 30-50 Tahun yang Lalu 31 January 2023
    Menuju pemilihan umum 2024, berbagai kampanye politik gencar dilakukan sejak tahun lalu
    Satria
  • FKKMK dan ANU Indonesia Project Meluncurkan Buku In Sickness and in Health: Diagnosing Indonesia 31 January 2023
    Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) da
    Agung
  • UGM Ajak Perguruan Tinggi Daerah Berkolaborasi Dukung Pembangunan Smart City di IKN 31 January 2023
    Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas G
    Gloria
  • Fenomena Perpajakan di Indonesia: Sentimen terhadap Pajak Positif tapi Kepatuhan Membayar Pajak Rendah 30 January 2023
    Mahasiswa Program Doktor Ilmu Psikologi UGM, Ika Rahma Susilawati, menulis disertasi berjudul &ld
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual