Konsep Pariwisata di tanah air sudah semetinya melakukan perubahan paradigma. Selama ini pemerintah selalu berpikir bagaiaman untuk mendatangkan wisatawan asing sebanyak-banyaknya, padahal tidak semua wisatawan manca negara memberi keuntungan bagi Indonesia. Pengalaman selama ini, banyak terjadi kebocoran devisa yang mencapai angka 70 persen, dimana kesemuanya lari ke luar negeri.
“Sudah saatnya kita menemukan format baru dalam mengembangkan pariwisata nasional, tidak hanya mengandalkan wisatawan manca negara, ke depan potensi penduduk yang berjumlah 220 juta ini sangat luar bisa,†ungkap Prof Dr Ir Chafid Fandeli, kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) dalam sosialisasi pelaksanaan Konferensi Pariwisata Indonesia 2020, Kamis (16/8) di Kampus UGM.
Fandeli mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan nusantara setiap tahunnya berkisar 140 juta wisatawan, hal ini merupakan salah satu faktor yang turut berperan dalam pembangunan nasional. Bahkan, mampu mendorong laju perkembangan pembangunan daerah
“Kunjungan wisatawan nasional ini tampak secara signifikan di era otonomi, sebagai sektor yang memiliki multiplier effect yang sangat besar, kita wajib menjaga agar momentum ini dapat dipertahankan,†ujarnya.
Oleh karena itu, kata Fandeli, sektor pariwisata memerlukan pemahaman dalam melakukan perubahan paradigma, mengetahui permasalahan, kekuatan dan kelemahan yang ada secara nasional, serta peluang dan tantangan yang muncul pada perspektif global. Pariwisata bukan hanya untuk melayani kepentingan kapital global atau pun memuaskan kesenangan wisatawan asing, tetapi juga harus dikembangkan dan diarahkan untuk mensejahterahkan rakyat, mengembangkan wilayah terpencil dan turut serta melestarikan ekosistem.
Fendi menjelaskan peran pariwisata sangat mampu mengurangi angka kemiskinan dan angka pengangguran, namun pengembangan pariwisata selama ini belum dikembangkan ke arah penguatan ekonomi lokal.
“Di beberapa Negara ASEAN sendiri, setiap satu wisatawan mampu menyerap 6 orang tenaga kerja, sedngakn di Indonesa selama ini dari satu wisatawan hanya mampu menyerap 1-1,5 tenaga kerja,†jelasnya
Untuk itu, tambah Fandeli, Puspar akan mengadakan kegiatan konferensi Pariwisata yang mengambil tema ‘Menuju Pembangunan Pariwisata yang Mensejahterahkan Rakyat’. Tujuan kagiatan ini, tambah Fandeli, untuk menghimpun berbagai pemikiran paradigma baru tentang kepariwisatawan nasonal dan global, agar nantinya dapat dipergunakan sebagai masukan guna menemukan konsep baru dalam menetapkan pembangunan kepariwisatawan nasional ke depan. Direncanakan konferensi akan berlangsung 22 Agustus 2007, di ruang Multi Media UGM. (Humas UGM)