• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Palawa
  • Webmail
  • Direktori
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Menilik Warna Sosial Politik dalam Karya Sastra Jerman

Menilik Warna Sosial Politik dalam Karya Sastra Jerman

  • 24 April 2018, 16:20 WIB
  • Oleh: gloria
  • 1126
  • PDF Version
Menilik Warna Sosial Politik dalam Karya Sastra Jerman

Sejak reunifikasi, Jerman memasuki babak baru khususnya dalam bidang ekonomi yang salah satunya ditandai dengan pemanfaatan teknologi dan daya inovasi. Hal ini turut membawa dampak pada perubahan struktur dunia kerja yang menjadi salah satu tema penting dalam karya sastra Jerman.

“Wacana tentang perubahan struktur dunia kerja yang disinyalir mulai mencuat sejak awal dekade kedua pascareunifikasi menjadi sangat relevan untuk dipertanyakan dan diteliti lebih lanjut guna memahami aktualitas tema Arbeit dalam masyarakat Jerman melalui karya sastra,” ucap Syamsu Rijal saat mengikuti ujian terbuka program doktor pada Selasa (24/4) di Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Ia memaparkan, dalam dunia sastra tema Arbeit atau pekerjaan senantiasa mewarnai karya-karya sastra yang hadir di Jerman, bahkan sejak abad pertengahan. Hal ini dapat ditelusuri misalnya di dalam beberapa tulisan bunga rampai dan bibliografi yang secara spesifik menampilkan karya-karya sastra bertema Arbeit dan Arbeitslosigkeit atau pengangguran sebagai lawan dari tema Arbeit.

“Sejak abad ke-20 sastra yang bertema pengangguran telah menjadi bagian tak terpisahkan dari isu-isu sosial politik di Jerman,” jelasnya.

Dalam disertasinya yang berjudul “Tema Budaya Arbeit dalam Tiga Roman Jerman Pasca Reunifikasi” Syamsu berusaha menemukan apa yang ditawarkan tiga roman yang lahir dalam rentang dekade kedua pasca reunifikasi sebagai respons terhadap kondisi masyarakat yang telah melahirkannya itu, baik berupa negasi, inovasi, maupun afirmasi bentuk hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakatnya.

Ketiga novel yang ia pilih adalah Das Jahr der Wunder (Tahun Keajaiban) karya Reiner Merkel (2001), Wir Schlafen Nicht (Kami Tidak Tidur) karya Katrin Roggla (2004), dan Mobbing (Perundungan) karya Annette Pehnt (2007).

“Ketiga roman di atas tidak hanya terbit dalam dekade kedua pascareunifikasi, tetapi juga kekentalan tema Arbeit di dalamnya. Artinya, Arbeit bukanlah sekadar tema sampingan, tetapi menjadi tema utama,” tutur dosen Universitas Negeri Makassar ini.

Dari penelitiannya, ia menemukan bahwa hubungan kerja yang semakin longgar usai reunifikasi memaksa pekerja kehilangan semakin banyak hak, yang kemudian membuat mereka tereksploitasi secara sadar dan teralienasi dari kerja mereka sendiri. Melihat kondisi ini, ketiga pengarang melalui romannya hendak menghentak dan membangunkan pembacanya, bahwa saat ini telah terjadi ketimpangan sosial dan penindasan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan melalui Arbeit.

“Para pengarang menghendaki adanya humanisasi Arbeit dalam kehidupan masyarakat dewasa ini dengan cara mengembalikan tujuan arbeit itu sendiri, mewujudkan Gute Arbeit yang bermuara paa meningkatnya harkat dan martabat manusia,” pungkas Syamsu. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Memahami Kekayaan Budaya Nusantara Melalui Karya Sastra

    Monday,04 January 2016 - 13:34
  • Fenomena Sosial Bisa Mendorong Seseorang Menulis Karya Sastra

    Wednesday,23 December 2015 - 15:39
  • 150 Tahun Max Havelaar

    Tuesday,13 April 2010 - 14:53
  • Yayasan Sastra Yogya Kembali Gelar Anugerah Hadiah Sastra

    Friday,18 November 2011 - 8:14
  • PUSMAN UGM Gelar Seminar Pendidikan di Jerman

    Wednesday,13 September 2006 - 16:41

Rilis Berita

  • Raih Doktor Usai Teliti Pengaruh Pengungkapan Sukarela Modal intelektual 16 December 2019
    Modal intelektual menjadi salah satu informasi yang dapat diungkapkan secara sukarela dan dapat m
    Agung
  • Pusat Studi Asean Diminta Kaji Soal Sengketa Laut Cina Selatan 16 December 2019
    Dirjen Kerja Sama Asean, Kementerian Luar Negeri RI, Jose Antonio Morato Tavares, menyebutkan saa
    Gusti
  • UGM Kembangkan Inovasi Penghitung Emisi Gas Rumah Kaca dari Lahan Pertanian 16 December 2019
    Peneliti UGM membuat ter
    Ika
  • Anak Muda Milenial Bicara Soal Kebangsaan 16 December 2019
    Anak muda sebagai generasi milenial saat ini terancam dari berbagai paham ajaran dan ideologi tra
    Gusti
  • Teladan Sosok Pemimpin dari Kalimataya 16 December 2019
    UGM menggelar ‘Pementasan Wayang Kulit’ pada Sabtu (14/12) di halaman Balairung UGM.
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

Tidak ada agenda terbaru saat ini

Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2019 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontak