Yogya, KU
Fakultas Kedokteran Hewan UGM menyelenggarakan workshop international dalam rangka pengembangnn kurikulum dan silabus. Lokarkarya ini, diakui oleh Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM Prof drh Charles Rangga Tabbu, MSc PhD untuk mendapatkan masukan terkait kurikulum di berbagai Negara seperti dari Malaysia, Jepang, Jerman dan Australia.
“Kita ingin mempersiapkan FKH UGM untuk mempunyai mutu lulusan yang setara dengan lulusan dokter hewan yang ada di dunia,†kata Charles kepada wartawan di sela kegiatan workshop kurikulum intrensional, Senin (18/2) di Ruang pertemuan Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Charles mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara memperbaiki sistem yang ada di FKH UGM guna mendukung program Universitas Gadjah Mada menuju universitas kelas dunia.
“Dari workshop ini, kita berusaha ingin mengembangkan mutu dan sistem di bidang akademik, riset dan pemebelajaran masyarakat yang lebih baik,†tegasnya.
Dijelaskan oleh Charles, sebelumnya pihaknya sudah melakukan kunjungan studi banding di beberapa kampus di berbagai empat negara. Diantaranya 5-6 universitas di Malaysia, tiga di Australia, dan 5 di jepang dan Jerman. Diakui Charles, proses pelaksanaan kerjasama dengan beberapa universitas tersebut mengalami kendala karena harus adanya kesetaraan akan sertifikasi internasional di bidang ilmu kedokteran hewan.
“FKH UGM sudah memiliki sertifikasi internasional berupa ISO, namun sertifikasi intrensional di bidang ilmu kedokterahn hewan ini yang belum kita miliki,†tegasnya.
Kegiatan workshop internasional ini menurut Charles, sebagai langkah awal dari FKH UGM untuk memperbaiki kurikulum, sistem pembelajaran, dan berusaha melakukan seleksi dari input calon mahasiswa, penambahan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas SDM, mutu manajemen, dan keterlibatan alumni untuk menjadi Fakultas Kedokteran Hewan bertaraf internasional.
Ikut memberi masukan dalam workshop internasional ini, FKH UGM mengudang pembicara dari Universitas Putra Malaysia, Universitas Hokaido, Universitas Yamaguchi, dan Universitas Gifu Jepang, Universitas Justus Liebig dan Universitas Freie dari Jerman, Universitas Queensland dan Universita The western, Australia.
Sementara itu, Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) drh. Wiwiek Bagdja menegaskan perlu adanya kepastian hukum dari pemerintah di bidang profesi dokter hewan untuk menuju lulusan berstandar internasional. Selain itu, dirinya menganjurkan dilakukannya analisis swot untuk mengukur kelebihan dan kekurangan lulusan dokter hewan FKH UGM saat ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)