Yogya, KU
Pakar Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Bostang Radjagukguk, M.Agr.Sc menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 20 juta ha lahan gambut yang terletak di Sumatera (Riau memiliki 4 juta ha) dan Kalimantan.
Luas lahan gambut ini, kata Radjagukguk, merupakan yang terluas di kawasan tropika dunia. Selain itu, lebih dari 50 persen lahan gambut tropika di Asia berada di Indonesia. Sedangkan Malaysia hanya mempunyai 2,5 juta hektar lahan gambut yang saat ini sudah dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan tanaman kelapa sawit.
“Indonesia punya peran yang cukup besar dalam mengendalikan pelepasan karbon ke atmosfer terutama dari sumber kebakaran lahan gambut yang kita punyai ini, sebaliknya lahan gambut juga mampu menyimpan karbon di dalam tanah,†ujar Radjagukguk usai pembukaan International Symposium and Workshop On Tropical Peatland, Senin (27/8) di Ballroom Hyatt Regency.
Staf pengajar Fakultas Pertanian UGM ini menambahkan, hutan pada lahan gambut mempunyai peranan penting dalam mengurangi pemanasan global, karena mampu menyimpan 30% kapasitas penyimpanan karbon global dalam tanah dan moderasi iklim sekaligus memberikan manfaat keanekaragaman hayati, pengatur tata air, dan pendukung kehidupan masyarakat.
“Lahan gambut punya peranan ganda, dimana lahan gambut bertanah organik yang menyimpan karbon yang sangat besar di dalam tanah, sedangkan di atas tanah ia menyimpan karbon dalam bentuk vegetasi hutan. Berbeda sekali dengan lahan mineral,†tegasnya.
Radjagukguk pun menyesalkan kebiasaan petani dan para pengusaha yang masih membuka lahan gambut dengan cara dibakar yang sebetulnya bisa dicarikan alternatif lain.
“Ini tantangan bagi kita, petani kita masih terbiasa membuka lahan dengan cara dibakar,†katanya.
Kegiatan simposium dan workshop internasional tentang pemanfaatan lahan gambut ini diikuti 16 peserta yang berasal dari 16 negara. Para peserta akan membicarakan tentang pengaruh karbon terhadap pemanasan global, berkaitan dengan keberadaan lahan gambut tropika di Indonesia.
“Sasaran yang diharapkan dari hasil simposium ini, kita dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap dari hasil penelitian dan pengamatan di lapangan tentang peranan lahan gambut dalam menyimpan karbon dioksida yang ada di atmosfer,†katanya.
Ia juga menambahkan, hasil dari simposium ini nantinya menjadi referensi penting dalam konferensi internasional tentang Pemanasan Global, yang akan diadakan pada bulan Desember nanti di Bali. (Humas UGM)