Mahasiswa UGM berasal dari keluarga tidak mampu boleh merasa lega. Pasalnya, Eka Tjipta Foundation memberikan hibah dana pendidikan kepada UGM untuk beberapa mahasiswa Strata 1 (S1) UGM. Dana tersebut diberikan sebagai beasiswa Biaya Kuliah yang meliputi Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Biaya Operasional Pendidikan (SKS).
Pemberian beasiswa ini tertuang dalam nota kesepakatan Kerjasama Program Tjipta Sarjana, antara Universitas Gadjah Mada dengan Yayasan Dharma Eka Tjipta Widjaja. Naskah kerjasama ditandatangani Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD dan Ketua Umum ETF Gandi Sulistiyanto Soeherman, hari Selasa (28/8) di ruang Multimedia UGM.
Bersamaan dengan itu, ditandatangani kerjasama Program Tjipta Sarjana antara Yay san Dharma Eka Tjipta Widjaja dengan Universitas Diponegoro Semarang. Selain itu, diberikan pula bantuan Yayasan Dharma Eka Tjipta Widjaja kepada Yayasan Bagong Kussudiardjo guna pelestarian budaya dan kesenian tari.
Dinyatakan, bahwa beasiswa diberikan atas usul dan rekomendasi UGM. Disebutkan pula, bila penerima beasiswa dari keluarga tidak mampu, sehingga tanpa bantuan pendidikan ini tidak dapat melanjutkan kuliah. Memiliki prestasi akademik baik, untuk mahasiswa semester 1 minimal masuk 10 besar di sekolah dan memiliki IPK minimal 2,75.
Berbeda dengan beasiswa yang ada selama ini. Beasiswa Tjipta Sarjana diperuntukkan khusus bagi mahasiswa baru program S1 tanpa ikatan kerja. Lebih dari itu beasiswa ini ditujukan untuk menggali potensi-potensi dari daerah terpencil.
“ETF memang peduli dengan daerah terpencil. Daerah yang sudah tidak memiliki harapan bagi anak-anak untuk melanjutkan sekolah. Dengan memberikan kesempatan pada mereka, tentu memberi efek sangat besar untuk pembangunan Indonesia. Bahkan setalah lulus, kami menghimbau agar mereka kembali ke daerahnya, untuk membangun daerah setempat,†ujar Charles Wiriawan, wakil dari ETF.
Rektor UGM menanggapi baik keinginan dari Program Tjipta Sarjana ini. Dirinyapun mengungkapkan hal yang sama. Bahwa Indonesia yang memiliki potensi alam dan sumber daya manusia sangat besar, masih menyimpan banyak keluarga-keluarga tidak mampu.
“Dan keluarga tidak mampu ini menjadi salah satu kriteria dari Program Tjipta Sarjana, dalam rangka memberikan kontribusi sosial yang sangat besar,†ujar Prof Djarwadi.
Rektor pun tertarik program ETF, yaitu program kembali ke desa terkait untuk pembangunan daerah setempat. Selain itu, program agribisnis dan financial services.
“Saya mempunyai inspirasi sepintas apakah mungkin ada semacam studi yang dapat dilakukan dengan UNDIP dan UGM, agar orang kembali ke desa dalam kaitannya dengan agribisnis dan financial services. Hal itu seperti apa, rasanya butuh bentuk kerjasama yang lebih lebar lagi. Dengan demikian memperkokoh fondasi kesejahteraan bangsa Indonesia ke masa depan,†tambah Pak Djarwadi.
Tampak hadir Rektor UNDIP Semarang Prof Dr dr Susilo Wibowo, Butet Kertaredjasa, Wakil Rektor Bidang Akademik Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Prod Dr Retno Sunarminingsih MSc Apt, Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha Dr Toni Atyanto Dharoko MPhil, Sekretaris Eksekutif Supra Wimbarti PhD, Asisten Wakil Rektor Bidang Kerjasama Dr Bambang Purwono, Kepala Biro Kemahasiswaan UGM Sunarto Ssos dan para tamu undangan. (Humas UGM)