• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun

Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun

  • 08 Juni 2018, 15:52 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3861
Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun
Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun
Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun
Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun
Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun
Kasus DBD di Kota Yogyakarta Menurun

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Tak hanya di Indonesia, penyakit ini menjadi keprihatinan di negara-negara beriklim tropis lainnya. Hal ini yang memantik negara-negara ASEAN menentukan tanggal 15 Juni sebagai  hari deman berdarah Dengue se-Asean. Atau ASEAN Dengue Day. Mengambil tema Masyarakat ASEAN bersatu melawan dengue sebagai upaya meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakat akan pentingnya tindakan pengendalian dan pencegahan DBD.

Di Yogyakarta, salah satu kelompok peneliti yang terus melakukan upaya penanggulangan dan pengurangan penyakit demam berdarah adalah Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta. Proyek penelitian dalam rangka mengurangi angka kematian akibat nyamuk Aedes aegypti ini menggunakan bahan bakteri alami Wolbachia untuk menghambat perkembangan  virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Telur nyamuk yang sudah mengandung bakteri tersebut disebar di rumah-rumah penduduk di Kota Yogyakarta. “Saat ini kami telah menyebar nyamuk berwolbachia hampir separuh wilayah Kota Yogyakarta,” kata peneliti utama EDP, Prof. Adi Utarini, kepada wartawan, Jumat (8/6) di ruang Fortakgama UGM.

Meski masih dalam taraf penelitian, namun Adi Utarini yakin hasil penelitian ini nantinya bisa menjadi rujukan dalam upaya pengurangan kasus demam berdarah di Indonesia.  “Meski ke depan kami berharap Wolbachia dapat juga menangani penyakit lainnya, tapi kami saat ini fokus dengan DBD,” paparnya.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, drg. Yudiria Amelia, menyebutkan kasus DBD pada tahun ini mengalami penurunan hingga bulan Mei terdapat 40 kasus demam dengue. Angka tersebut lebih sedikit dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 350 kasus. “Meski turun, namun pengendalian DBD tetap harus dijalankan,” ujarnya.

Sehubungan dengan adanya penurunan jumlah kasus DBD, pihaknya tengah bekerja sama dengan EDP Yogyakarta untuk melaksanakan studi untuk mengetahui dampak pelepasan nyamuk berwolbachia pada skala luas terhadap penurunan kasus DBD.

Studi ini melibatkan 17 puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota Yogyakarat dan satu puskesmas di Kabupaten Bantul dengan merekrut pasien demam  yang berobat ke puskesmas. Peneliti EDP lainnya, Riris Andono Ahmad, mengatakan sudah merekrut sekitar 1.408 responden hinga 7 Juni lalu dari target 10 ribu responden pada akhir tahun 2019 nanti.  “Dari rekrutmen ini kita akan memproleh perbandingan kasus DBD di wilayah pelepasan wolbachia,” paparnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson) 

Berita Terkait

  • Nyamuk Berwolbachia Berhasil Mengurangi Kasus DBD di Kota Yogyakarta

    Monday,17 June 2019 - 13:58
  • Wolbachia Efektif Turunkan 77 Persen Kasus DBD

    Wednesday,26 August 2020 - 15:08
  • Kasus DBD Yogyakarta Menurun, Pengaruh Nyamuk Wolbachia?

    Friday,10 November 2017 - 12:44
  • Epidemiolog UGM: Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Klaster Libur Lebaran dan Varian Omicron Baru

    Monday,27 June 2022 - 14:25
  • Masyarakat Harus Tetap Waspada DBD

    Monday,30 March 2020 - 9:20

Rilis Berita

  • Pakar UGM: Kemiskinan Seringkali Jadi Ajang Komoditas 31 January 2023
    Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa berdasarkan hasil
    Gusti
  • Pengamat UGM: Jangan Melihat Masyarakat Desa seperti 30-50 Tahun yang Lalu 31 January 2023
    Menuju pemilihan umum 2024, berbagai kampanye politik gencar dilakukan sejak tahun lalu
    Satria
  • FKKMK dan ANU Indonesia Project Meluncurkan Buku In Sickness and in Health: Diagnosing Indonesia 31 January 2023
    Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) da
    Agung
  • UGM Ajak Perguruan Tinggi Daerah Berkolaborasi Dukung Pembangunan Smart City di IKN 31 January 2023
    Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas G
    Gloria
  • Fenomena Perpajakan di Indonesia: Sentimen terhadap Pajak Positif tapi Kepatuhan Membayar Pajak Rendah 30 January 2023
    Mahasiswa Program Doktor Ilmu Psikologi UGM, Ika Rahma Susilawati, menulis disertasi berjudul &ld
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual