Pusat Pelayanan Teknologi Informasi Dan Komunikasi UGM bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia, selama dua hari 14 -15 Mei 2007 di Auditorium MM UGM menyelenggarakan Seminar Jogja Goes Open Source (JGOS) 2007 bertema “Manfaat Migrasi Ke Sistim Open Sourceâ€. Selain memberikan pengetahuan tentang keunggulan pemakaian software open source, seminar ini bertujuan pula agar peserta mengetahui teknologi maju untuk kebutuhan perkantoran bersifat open source.
Seminar dibuka Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendi dan dihadiri sejumlah pembicara seperti Keynote Speech Ir Lolly Amalia MSc (Depkominfo), Ir Rusmanto (Pemimpin Majalah Info Linux), Ir Budi Raharjo MSc PhD (IT Security and HRD Spesialist), dan Drs Bambang N Prastowo MSc (Kepala PPTIK UGM). Hari Kedua, tampil sebagai pembicara Drs Firdaus MBA MSi (KPDE Pemkot Yogyakarta), Dr Ir Lukito Edi Nugroho MSc (Direktur PT Gamatechno Indonesia), Surahyo BEng MEng (Inixindo), Agung Nugroho (Komunitas Pengguna Linux Indonesia) Yogyakarta dan Mardhani Riasetiawan SE Ak (Praktisi ERP dan Open Source).
Rektor dalam sambutan pembukaan menyampaikan, jika open source sudah menjadi kebutuhan. UGM pun turut mendukung keberadaan Goes Open Source ini.
“Tiap-tiap Perguruan Tinggi mestinya menjadi pos bagi open source untuk beberapa daerah disekitarnya, melalui Pemberdayaan Open Source Software (POSS),†ujar Prof Sofian, Senin, (14/5), di Auditorium MM UGM.
Kata dia, dengan Open Source tentunya lebih bebas dan lebih bisa dikembangkan. Oleh karena itu, bagi institusi pendidikan perlu untuk memikirkan keberadaan open source untuk dikembangkan.
“Hal ini juga untuk memotong ketergantungan pada vendor software, seperti Microsoft selama ini,†tambahnya.
Salah satu pembicara seminar, Kepala PPTIK UGM Bambang N Prastowo mengatakan, beberapa pengguna non opensource beralih ke opensource karena mendapati “pengalaman spiritualâ€. Mereka semisal mengalami out of memory saat menjalankan program yang dirakit sendiri, frustrasi karena virus menyerang bertubi-tubi, atau terkena sweeping software legal.
“Istri saya menggunakan Linux, karena komputer yang tersedia di rumah bersistim Linux. Jika dia bertahan pada penggunaan sistim operasi non Linux tentu akan merepotkan diri sendiri,†ujarnya.
Menurut Bambang, secara umum saat ini banyak proyek berkaitan dengan pengembangan software opensource. Dalam situsi seperti ini, bermigrasi ke opensource tentu menguntungkan, karena bisa menarik dana-dana penelitian untuk pengembangan software opensource.
“Dalam pengamatan saya, ada pengguna komputer beralih ke opensource, karena telah mendapat ceramah tentang opensource. Bahkan di lingkungan PPTIK UGM telah terbentuk nuansa penggunaan opensource sedemikian, sehingga mereka yang belum menggunakan opensource merasa malu,†tandas Bambang Prastowo.
Dirinyapun menegaskan, bahwa urusan migrasi ke opensource bukan sekedar mendapatkan sistim software gratis. Lebih dari itu, bahwa dengan migrasi ke opensource mampu mengubah kultur kerja perkantoran, sekaligus meningkatkan produktivitas kerja. (Humas UGM)