Program Studi Magister Manajemen (MM) FEB UGM saat ini merupakan satu-satunya sekolah bisnis di Indonesia yang mendapatkan akreditasi internasional AACSB, akreditasi sekolah bisnis paling bergengsi di dunia. Meski telah mendapatkan akreditasi, MM FEB UGM terus melakukan pembenahan dengan melakukan berbagai perbaikan kurikulum dan proses belajar mengajar dalam rangka mencetak calon pemimpin bisnis strategis untuk menyongsong revolusi industri 4.0. “Kita ingin mencetak pemimpin bisnis strategis yang berintegritas, kreatif dan kompeten,” kata Direktur MM FEB UGM, T. Hani Handoko, MBA, Ph.D., kepada wartawan, Selasa (26/6), terkait sosialisasi kegiatan Dies Natalis MM FEB UGM ke-30. Hani didampingi oleh pengelola MM UGM Kampus Jakarta, Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A dan Drs. Rusdi Akbar, Akt., M.Sc., serta Manajer MM UGM, Bayu Sutikno, Ph.D.
Selama tiga puluh tahun menjadi sekolah bisnis, kata Hani, MM FEB UGM telah mencetak lebih dari 11 ribu lulusan yang tersebar di dalam dan luar negeri. Sebagian besar para lulusan tersebut adalah para pemimpin bisnis perusahaan swasta hingga yang bergerak di UMKM. “Melalui alumni kita ingin memberikan dampak pada perkembangan dunia bisnis di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Hani, Indonesia saat ini masih kekurangan calon pemimpin bisnis yang memenuhi tiga kriteria sekaligus, yakni pemimpin yang berintegritas, pemimpin yang kreatif dan pemimpin yang memiliki kompetensi. Oleh karena itu, MM FEB UGM akan terus mencetak calon pemimpin bisnis strategis yang memenuhi ketiga kriteria tersebut. “Pendidikan di MM FEB UGM tidak hanya mendukung mahasiswa jadi siap pakai, namun siap untuk belajar sehingga mereka memiliki kemampuan menjadi pembelajar. Semua yang kita fasilitasi bisa menunjang karier mereka kelak,” katanya.
Melihat kontribusi selama hampir tiga puluh tahun, kata Hani, MM FEB UGM telah ikut mewarnai perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia melalui kiprah para alumninya. “Mudah-mudahan apa yang kita lakukan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah bisnis ini bisa memberikan dampak dalam praktik binis dan manajemen,” katanya.
Untuk menunjang proses belajar mengajar semakin kompetitif, MM FEB UGM telah menggandeng 37 mitra dari 11 negara, diantaranya Australia, Belanda, Jerman, Perancis, Inggris, Skotlandia, Norwegia, Swedia, Austria. Bahkan, MM FEB UGM juga telah memiliki program dual degree dengan menggandeng 13 universitas dari luar.
Dalam menyongsong dies ke-30 dan lustrum ke-6, MM FEB UGM akan menggelar berbagai kegiatan untuk mengajak para alumni kembali ke kampus dan berbagi pengalaman dengan sesama alumni serta mahasiswa. “Para alumni ini pulang dan sharing, mereka akan bercerita bagaimana proses pembelajaran di MM FEB UGM bisa menopang karier mereka hingga menjadi CEO,” kata Hani.
Pada rangkaian dies kali ini, MM FEB UGM berencana menyelenggarakan kegiatan Alumni Homecoming30.6 pada hari Sabtu (30/6) di Auditorium MM FEB UGM. Beberapa alumni yang akan hadir sekaligus menjadi pembicara, diantaranya adalah Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung Wibowo, Dirut BNI Syariah (Persero), Abdullah Firman Wibowo, Dirut PT Adhi Karya (Persero), Budi Harto, Dirut Grup Samator, Arief Harsono, Dirut Sarinah, Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa, Dirut PT PJB (Persero), Iwan Agung Firstantara, Direktur PT BTN (Persero), Mahelan Prabantarikso, Staf Ahli Menhub dan Komisaris PT KAI, Cris Kuntadi, dan artis keroncong, Sundari Sukotjo. Acara dilanjutkan dengan malam temu alumni atau Cultural Night dengan menghadirkan bintang tamu Ikang Fawzi, Butet Kartaredjasa dan Sundari Soekotjo.
Selanjutnya di hari Minggu (1/7), dilaksanakan peluncuran kartu Kafegama MM di Plaza depan MM FEB UGM sekaligus napak tilas 30 tahun perjalanan MM FEB UGM. Berikutnya di hari Senin (2/7), dilaksanakan perayaan puncak kegiatan Dies Natalis MM FEB UGM. Dijadwalkan Menteri Ristek-Dikti, Prof. Muhammad Nasir, akan menyampaikan orasi ilmiah terkait strategi kampus dalam menyongsong revolusi industri 4.0. (Humas UGM/Gusti Grehenson)