Berawal dari keprihatinan mahasiswa melihat sampah sekam padi yang banyak dibuang di pinggir jalan. Lima mahasiswa UGM membuat ide memanfaatkan sekam padi sebagai bahan untuk membuat kerajinan souvenir gelas. Tim ini terdiri dari lima orang mahasiswa, yaitu Bayu Aji Pamungkas (D3 Management 2017), Ajeng Ramadhani Fisabilah (D3 Management 2017), Cornelia C. Armala (Kimia 2017), Dikki Apriyanto (PSDK 2016), dan Eti Rahayu (Teknik Geologi 2016) dengan Fitria Damayanti Berutu sebagai Dosen Pendamping.
Bayu Aji Pamungkas menuturkan sekam padi atau yang sering disebut merang merupakan bagian kulit padi yang telah kering atau buah padi yang tidak memiliki bulir padi di dalamnya. Di Desa Srihardono, Pundong, Bantul, merupakan salah satu desa penghasil sampah sekam padi terbanyak di Kabupaten Bantul. Namun, belum termanfaatkan dengan baik. “Melihat sekam padi yang hanya dibuang di pinggir-pinggir jalan dan mengganggu pemandangan menggugah semangat kami sebagai bahan untuk bisa bahan produk kreatif,” katanya, Jumat (29/6).
Melalui program pengabdian masyarakat berbasis pengembangan ekonomi kreatif, Tim G’Mers ini melakukan pendampingan untuk mengembangkan sampah sekam padi menjadi souvenir gelas ramah lingkungan. “Sekam padi yang berserakan di sepanjang jalan raya tersebut digiling untuk kemudian diberi lem dan dicetak menjadi gelas souvenir,” katanya.
Apabila sebelumnya pemanfaatan sekam padi di daerah Desa Srihardono hanya terbatas sebagai campuran pakan ternak dan sisanya terbuang sebagai sampah organik. Saat ini, lewat tangan mahasiswa UGM ini menjadikan sampah sekam padi menjadi komoditas yang mampu dijual dengan harga yang ekonomis. “Tidak hanya pelatihan pemanfaatan sekam padi saja, kita mengajarkan tata cara pembuatan, pengemasan, promosi dan pendampingan inovasi produk,” katanya.
Tidak hanya itu, imbuhnya, masyarakat setempat juga diajak untuk meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan hidup dengan menjaga lingkungan untuk selalu bersih dan bebas sampah sambil mengolah sampah yang awalnya tidak berharga menjadi punya daya jual yang ekonomis. “Harapannya program ini diharapkan mampu menjadi inisiator pemanfaatan sekam padi di desa-desa lain dan mampu menjadi souvenir khas Pundong sebagai lumbung padi Kabupaten Bantul,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)