Ilmu Sosial di Indonesia masih kurang kajian dan analisa tentang partai dan elit, sehinggga kajian tentang perspektif elit menjadi langka. Padahal persoalan yang bersifat elitis di masyarakat semakin banyak.
Menurut Drs. Cornelir Lay, MA perseteruan antara Amien Rais dan SBY merupakan “dagelan†di panggung politik di level elit.
“Kasus Hukum kok diselesaikan dengan kompromi politik,†kata dosen jurusan ilmu pemerintahan, Isipol UGM ini dalam acara Bedah Buku ‘Elit dan Masyarakat’ karya T.B Bottomore, Selasa (29/5) di Gedung PAU UGM. Acara ini pun dimeriahkan dengan hadirnya dua pembicara muda, M.Alfan Alfian, SIP, M.Si dari lembaga Akbar Tanjung Institute dan Arie Sujito, S.Sos, M.Si dari staf pengajar ilmu sosiologi UGM.
Cornelis lay menegaskan bahwa konflik politik yang terjadi di Indonesia identik dengan konflik elit sehingga seolah-olah wacana elit lebih penting daripada partai.
Sedangkan Alfan Alfian mengungkapkan, kekompakan elit sekarang ini tidak tercermin dalam era SBY. Hal ini berbeda dengan situasi di tahun 50- an dimana para elit tetap tegur sapa meski partai mereka berbeda. “Sekarang malah sebaliknya, para elit dengan partai yang berbeda tidak bertegur sapa,†kata Alfian.
Kata Alfian, konflik elit di era SBY ini jelas bertentangan dengan pemahaman selama ini bahwa politisi sejati bermusuhan dalam politik namun tetap kawan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara, Arie Sudjito lebih membahas tentang motif ideologi para elit di Indonesia, ia menganjurkan agar masayarakat mengetahui biografi para elit sehingga bisa membaca perilaku dan kerja elit dalam panggung politik.
“Peran elit selama ini begitu besar dan dominan, namun pada dirinya sendiri terjadi delegitimasi,†ujar Arie. (Humas UGM)