• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing

Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing

  • 13 Juli 2018, 14:14 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 11585
  • PDF Version
Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing
Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing
Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing
Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing
Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing
Mahasiswa UGM Berdayakan Peternak Lewat Rumah Cacing

Sekelompok mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan UGM membuat rumah cacing sebagai tempat untuk pembuatan pupuk kompos dan produksi cacing tanah (Lumbricus rubellus) dengan menggunakan media kotoran sapi. Hasil dari produksi cacing akan dijual ke pabrik kosmetik dan pabrik pakan ternak yang digunakan untuk meningkatkan perekonomian peternak di Desa Palem Madu, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY.

Kegiatan PKM Pengabdian Kepada Masyarakat UGM ini dilakukan oleh Irfana Dewi Anggraini dan Hadimas Bakti Pratama dari Fakultas Kedokteran Hewan serta Boby Nuryulianto,  Candra Yuliono T, dan Rivol Apriono Saputra dari Fakultas Peternakan. Di bawah bimbingan dosen FKH UGM, Dr. Woro Danur Wendo ini, mahasiswa memanfaatkan limbah feses sapi menjadi produk yang menghasilkan bagi masyarakat, disamping membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Pelem Madu serta melestarikan lingkungan dengan pengolahan limbah feses sehingga memiliki nilai jual.

Dewi Anggraini menuturkan limbah feses merupakan masalah serius yang banyak dialami oleh peternak di Desa Pelem Madu, bahkan di kalangan masyarakat peternak lainnya. Padahal, limbah yang tidak dilakukan pengolahan akan berdampak negatif pada lingkungan sehingga mengganggu kesehatan masyarakat maupun ternak lainnya yang diantaranya dapat menjadi vektor penyakit. “Peningkatan tingkat polusi udara yang ditimbulkan dari feses berupa bau dan gas metan yang jika jumlahnya di udara berlebihan akan menyebabkan pemanasan global,” kata Dewi, Jumat (13/7) di kampus FKH UGM.

Mereka memiliki ide untuk memanfaatkan limbah feses sebagai media untuk menghasilkan pupuk cacing kompos dan cacing tanah dengan membuat rumah bagi habitat cacing.  Pemilihan cacing tanah, menurutnya, dikarenakan hewan ini memiliki kandungan protein yang tinggi sekitar 72% - 84,5%. “Protein cacing tanah mengandung 20 asam amino. Kandungan protein yang tinggi dari biomassa cacing tanah berpotensi dikembangkan sebagai bahan pakan ternak sumber protein agar pertumbuhan ternak semakin cepat,” katanya.

Pembuatan pakan ternak yang mengandung unsur cacing tanah akan menghasilkan produktivitas tinggi dengan ditandai penambahan berat badan ternak dan produksi anakan yang meningkat.

Soal rumah cacing, Boby Nuryulianto menerangkan bahwa pembuatan rumah cacing menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat, seperti bambu, rumbia, ijuk, papan bekas serta genteng dari tanah liat. Tempat yang digunakan berupa kotak besar bersekat horizontal berbahan kayu yang bertingkat dan hanya membutuhkan sedikit ruangan. Di dalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat atau wadah pemeliharaan. Cacing yang ditanam sebanyak 0,25% dari berat bahan kotoran sapi yang digunakan sebagai media. “Cacing tanah dicampur secara merata, lalu diperlakukan kurang lebih 30 hari, secara rutin 5 hari sekali dilakukan pembalikan. Perlakuan penyiraman dilakukan agar kelembaban media terjaga,” ujarnya.

Saat panen pertama dilakukan warga dan mahasiswa, kata Boby, diperoleh hasil produksi cacing seberat 10 kg. Hasil panen cacing ini lalu dijual ke pabrik kosmetik dan pabrik pakan ternak dengan harga Rp50.000,00/kg sehingga didapatkan penghasilan total Rp300.000,00 yang dimasukan ke kas kelompok ternak. “Sisa cacing indukan digunakan kembali sebagai usaha pembibitan untuk 2 bulan kedepan,” katanya.

Adapun panen pupuk kompos dilakukan saat pemanenan cacing berlangsung dengan mengambil media tumbuh cacing yang telah diolah menjadi vermikompos. Vermikompos dimasukan ke dalam karung dan tinggal dikemas dalam plastik untuk dipasarkan di toko pertanian. “Vermikompos telah diuji kandungan di laboratorium teknologi penanganan limbah peternakan dasar, fakultas peternakan UGM,” katanya.

Ia menerangkan vermikompos merupakan kompos yang dihasilkan oleh aktivitas cacing tanah, yang bekerja dengan bantuan mikrobiota tanah lainnya sehingga mengandung banyak hormon petumbuhan tanaman. Berbagai mikrobiota bermanfaat bagi tanaman, enzim-enzim tanah, dan kaya hara. (Humas UGMN/Gusti Grehenson) 

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Kembangkan Bisnis Budidaya Cacing Tanah

    Thursday,09 July 2015 - 8:57
  • Pemanfaatan Natural Anthelmintika Sebagai Anti Parasit Pada Ternak

    Thursday,18 October 2018 - 9:48
  • UGM Berdayakan Istri Peternak di Pacitan

    Wednesday,21 April 2021 - 11:09
  • Proses Pemasakan Matikan Parasit Cacing pada Ikan

    Thursday,27 February 2020 - 10:24
  • Cacing Hati dan Antraks, Penyakit yang Kerap Menyerang Hewan Kurban

    Monday,28 June 2021 - 15:49

Rilis Berita

  • UGM Manfaatkan Lahan Tidur di Klaten Untuk Pengembangan Padi Unggul 18 May 2022
    Fakultas Pertanian UGM berkolaborasi dengan Taman Sehat Rejosari (Tasero) Delanggu Klat
    Gusti
  • Tim Catur UGM Raih Prestasi di GACC ke-25 di University of Malaya 18 May 2022
    Tim Catur UGM berhasil meraih sejumlah prestasi membanggakan dalam kejuaraan 25th Grand Asian Che
    Agung
  • Menteri PPPA Apresiasi Upaya UGM Tangani Kekerasan Seksual 17 May 2022
    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si, m
    Gloria
  • UTBK di UGM Diikuti 12.232 Peserta 17 May 2022
    Sebanyak 12.232 peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Gadjah Mada
    Ika
  • Pengamat UGM Bicara Soal Penyesuaian Tarif Listrik Progresif 17 May 2022
    Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bins
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual