• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Dibalik Prosesi Ritual Tepung Tawar Masyarakat Melayu Natuna

Dibalik Prosesi Ritual Tepung Tawar Masyarakat Melayu Natuna

  • 16 Juli 2018, 15:35 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 9234
Dibalik Prosesi Ritual Tepung Tawar Masyarakat Melayu Natuna

Masyarakat Melayu Natuna adalah salah satu masyarakat adat yang masih tetap menjaga seluruh kebudayaan warisan para leluhur. Salah satu tradisi yang hingga saat ini masih dipertahankan adalah tradisi upacara Tepung Tawar yaitu ritual untuk Menolak bala (sial). Ritual ini dilaksanakan pada saat bayi baru lahir, saat anak menjalakan sunat, serta saat prosesi pernikahan.

Dibalik prosesi ritual banyak terdapat makna dan nilai-nilai  filosofis dalam seluruh prosesi Tepung Tawar. Hal itu mengemuka dari hasil penelitian tim mahasiswa UGM yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk kategori penelitian sosial humaniora. Tim ini terdiri dari Ghilman Nafadza Hakim dari  Fakultas Filsafat (2014), Ega Kusuma Ahimsa dari Fakultas Filsafat (2014), dan Selma Mutiara Hani dari Fakultas Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat  (2015).

Menurut Ghilman, tradisi ritual upacara Tepung Tawar sunat anak melayu Natuna memiliki ciri khas yang sangat kental akan budaya Melayu karena di dalamnya terdapat berbagai nasihat dan kearifan lokal yang memiliki makna sangat penting bagi masyarakat Melayu Natuna. “Proses sunat atau sirkumsisi dalam ritual Tepung Tawar memiliki banyak pantangan yang kemudian memengaruhi penyembuhan luka hasil sunat,” kata Ghilman, Senin (16/7) di kampus UGM.

Beberapa pantangan dalam ritual Tepung Tawar sunat jika dilanggar dapat memberikan bala yang bisa menimpa anak yang disunat. Menurutnya, dari penelitian mereka ditemukan korelasi antara kepercayaan terhadap hal gaib masyarakat Natuna dengan tinjauan medis terkait pantangan-pantangan dalam ritual Tepung Tawar yang kemudian berdampak pada kesehatan reproduksi anak.

Meski zaman sudah berubah, namun ritual upacara Tepung Tawar yang masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Natuna, kata Ghilman, menjadi bukti bahwa peninggalan para leluhur masih melekat dalam kehidupan masyarakat Melayu Natuna, “Kami berkesimpulan dengan menjalankan apa warisan para leluhurnya masyarakat melayu Natuna dapat lebih menjiwai bagaimana perjuangan para leluhurnya untuk kemudian bisa mempertahankan budaya tradisi tersebut bisa tetap ada hingga saat ini,” katanya.

Ega Kusuma Ahimsa, anggota tim peneliti lainnya, menuturkan prosesi ritual upacara Tepung Tawar ini merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan masyarakat Natuna, sebagai bentuk ketaatan terhadap leluhur yang memiliki sejarah panjang. Menurutnya, hasil penelitian ini akan membantu pemerintah daerah dalam melakukan inventarisasi budaya di Kabupaten Natuna.

Seperti diketahui, Natuna merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Kepulan Riau yang merupakan pulau terdepan Indonesia, berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga. Sebagai daerah perbatasan terluar patut diapresiasi bahwa masyarakat setempat masih tetap menjaga dengan baik kebudayaan Melayu yang mereka miliki. (Humas UGM/Gusti Grehenson) 

Berita Terkait

  • Analisis Terhadap Asimilasi Etnis Cina dan Melayu

    Friday,15 September 2006 - 10:20
  • Raih Doktor Usai Meneliti Dialek Bahasa Melayu Sumatera Selatan

    Wednesday,27 February 2013 - 15:45
  • Mahasiswa UGM Teliti Ancaman Kepunahan Bahasa Melayu Bengkulu

    Wednesday,08 September 2021 - 12:31
  • Mahasiswa UGM Mengembangkan Aplikasi Dokter Ikan

    Thursday,06 July 2017 - 15:08
  • Raih Doktor Usai Teliti Ritual Konsumen Komunitas Fotografi

    Wednesday,13 December 2017 - 15:38

Rilis Berita

  • FH UGM Gelar Konferensi Internasional Soal Problem Hukum di Era Pasca Pandemi 09 February 2023
    Program Studi Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada menggelar konferensi intern
    Gusti
  • UGM Jamin Tidak Ada Mahasiswa Berhenti Kuliah Karena Persoalan Biaya 09 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hi
    Satria
  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual