• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Permen Karet Pendeteksi Keasaman Rongga Mulut Inovasi Mahasiswa UGM

Permen Karet Pendeteksi Keasaman Rongga Mulut Inovasi Mahasiswa UGM

  • 17 Juli 2018, 10:41 WIB
  • Oleh: Satria
  • 4644
Permen Karet Pendeteksi Keasaman Rongga Mulut Inovasi Mahasiswa UGM
Permen Karet Pendeteksi Keasaman Rongga Mulut Inovasi Mahasiswa UGM
Permen Karet Pendeteksi Keasaman Rongga Mulut Inovasi Mahasiswa UGM
Permen Karet Pendeteksi Keasaman Rongga Mulut Inovasi Mahasiswa UGM
Permen Karet Pendeteksi Keasaman Rongga Mulut Inovasi Mahasiswa UGM
Permen Karet Pendeteksi Keasaman Rongga Mulut Inovasi Mahasiswa UGM

Permen karet merupakan salah satu makanan kegemaran masyarakat yang biasanya dikunyah untuk menurunkan rasa stres dan tertekan pada diri seseorang. Selain itu, ia juga bisa digunakan untuk mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi.

Dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi serta satu mahasiswa Fakultas MIPA UGM, berangkat dari ide tadi, menciptakan inovasi permen karet dari ekstrak kol merah yang diberi nama D GumpH. Hal yang membuatnya berbeda dari permen karet lain adalah fungsinya untuk mendeteksi pH rongga mulut. Fungsi lain D GumpH yakni untuk mencegah terjadinya karies gigi (gigi berlubang).

Fifit Indriyanti, ketua tim D GumpH, menyatakan alasan pemilihan ekstrak kol merah sebagai bahan permen karet ini karena kandungan zat warna antosianin di dalamnya. Antosianin bisa berubah-ubah warna pada kondisi derajat keasaman (pH) yang bervariasi. Selain itu, ia juga merupakan metabolit sekunder flavonoid dan memiliki aktivitas antibakteri.

Alasan lainnya, menurut Fifit, kol merah sendiri merupakan suatu bahan makanan yang sering dibuat salad sehingga mudah ditemukan di Indonesia. “Untuk itu kami ingin membuatnya sebagai bahan permen karet,” ujarnya.

Fifit melaksanakan penelitian ini bersama dengan dua rekannya, yaitu Aprilia Nur Pratiwi dan Ida Bagus Alit Rai Sugiharta. Penelitian dilaksanakan menggunakan dana hibah dari Dikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018. Dalam penelitian yang mereka lakukan sejak April lalu, ketiga mahasiswa tersebut berusaha membuat permen karet ekstrak kol merah yang dapat membuat perubahan warna pada saliva dengan kondisi derajat keasaman (pH) yang berbeda. Perbedaan warna ini yang nantinya menjadi patokan kondisi saliva termasuk asam, netral, atau pun basa. Tujuannya agar masyarakat mampu mengetahui kondisi pH salivanya secara mandiri yaitu hanya dengan mengunyah permen karet.

Aprilia Nur Pratiwi, anggota tim D GumpH, menjelaskan untuk membuat permen karet D GumpH, pertama-tama mereka membuat ekstrak kol merah dengan ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol dan asam sitrat. Setelahnya, mereka melakukan pengujian kandungan antosianin pada ekstrak kol merah dengan spektrofotometer UV-Vis. Tahap selanjutnya, ekstrak kol merah diuji dengan larutan buffer pH  1-13 dan saliva buatan pH 5-9, untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada kedua larutan tersebut. “Uji kualitatif warna inilah yang nantinya digunakan untuk mencocokkan perubahan warna pada saliva buatan setelah berinteraksi dengan antosianin yang keluar dari permen karet,” terang Aprilia.

Setelah berbagai pengujian tadi, Aprilia mejabarkan, langkah selanjutnya adalah pembuatan permen karet. Pembuatan permen karet dimulai dengan melelehkan gum base (bahan dasar permen karet). Kemudian lelehan tadi diberi ekstrak kol merah dan dicampurkan hingga tercampur seluruhnya. Sesudahnya,  xylitol ditambahkan, lalu dibentuk bulat kecil-kecil. “Begitulah permen karet akhirnya siap saji,” tuturnya.

Ida Bagus Alit Rai Sugiharta, anggota lain D GumpH, mengungkapkan permen karet yang sudah jadi, tidak kemudian langsung dimakan. Ia harus diujikan lagi pada saliva buatan dengan pH 5-9. “Kami amati perubahan warna yang terjadi pada saliva setelah dikenai permen D GumpH. Perubahan warna yang terjadi, kami cocokkan dengan uji kualitatif warna ekstrak sebelumnya,” jelas Bagus.

Tidak berhenti disitu, Bagus menjelaskan masih harus dilakukan pengujian aktivitas antibakteri S.mutans dengan ekstrak kol merah. Uji antibakteri ini mereka lakukan pada berbagai variasi konsentrasi ekstrak yang kami bandingkan khasiatnya dengan amoxicillin.

Hasil penelitian mereka menunjukkan perubahan warna saliva buatan dengan pH 5-9 berturut-turut menjadi jingga, jingga kecoklatan, coklat, coklat kehijauan, dan hijau setelah dicampurkan dengan permen karet D GumpH. Perubahan warna tersebut, menurut Fifit, menunjukkan permen karet D GumpH mampu mendeteksi pH rongga mulut, sebab pH rongga mulut biasanya sekitar 6 hingga 8.

Fifit melanjutkan, hasil persentase kesesuaian uji in vitro permen karet D GumpH didapat sebesar 80%. Kemudian, pengujian kemampuan ekstrak untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies (S.mutans) juga menghasilkan hasil yang positif. “Ekstrak mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan baik, walaupun kemampuannya masih berada di bawah amoxicillin,” imbuhnya.

Dari paparan hasil pengujian tersebut, Fifit berpendapat, permen karet D GumpH layak digunakan untuk deteksi pH secara mandiri dan juga upaya pencegahan karies gigi. “Kami berharap penelitiannya bisa berlanjut secara in vivo serta dapat diproduksi secara masal,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

 

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Mengembangkan Permen Karet Antibakteri Gigi dari Ekstrak Kulit Bawang

    Monday,19 June 2017 - 8:51
  • Savica Gum, Solusi Herbal Penghilang Plak Gigi dan Bau Mulut

    Monday,06 June 2016 - 9:40
  • Waspadai Kanker Rongga Mulut

    Friday,22 April 2022 - 12:45
  • Denziorry, Memutihkan Gigi Sekaligus Menghambat Pertumbuhan Mikroba Rongga Mulut

    Thursday,16 June 2016 - 8:58
  • Inovasi Alat Pembuka Mulut Karya Mahasiswa UGM

    Monday,24 June 2019 - 10:00

Rilis Berita

  • Majalah Kabar UGM Raih Gold Winner SPS Awards 2023 21 March 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih tiga penghargaan pada ajang Serikat Perusahaan Pers
    Gusti
  • Talkshow Penutup Faculty Fair 2023: Penerapan SSPI Tidak Berpengaruh terhadap Proses Seleksi 20 March 2023
    Kemeriahan UGM Faculty Fair 2023 hari kedua ditutup dengan gelar wicara seputar pelaksan
    Satria
  • Pakar UGM Jelaskan Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Mental 20 March 2023
    Dalam hitungan hari umat muslim akan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Melaksanakan ibadah puasa
    Ika
  • CfDS dan Perludem Bahas Peranan Teknologi Digital dalam Pemilu 2024 20 March 2023
    Penyelenggaraan Pemilu tahun 2024 merupakan kegiatan yang digelar dalam rangka menjaga keberlangs
    Agung
  • Universitas Gadjah Mada dan Western Sydney University Bertukar Pengalaman Implementasi SDGs 20 March 2023
    Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Western Sydney University (WSU) menga
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual