• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Lendir Lele Berkhasiat Obati Mulut Kering Pasca Terapi Kanker Nasofaring

Lendir Lele Berkhasiat Obati Mulut Kering Pasca Terapi Kanker Nasofaring

  • 17 Juli 2018, 13:25 WIB
  • Oleh: Ika
  • 3122
  • PDF Version
Lendir Lele Berkhasiat Obati Mulut Kering Pasca Terapi Kanker Nasofaring
Lendir Lele Berkhasiat Obati Mulut Kering Pasca Terapi Kanker Nasofaring
Lendir Lele Berkhasiat Obati Mulut Kering Pasca Terapi Kanker Nasofaring
Lendir Lele Berkhasiat Obati Mulut Kering Pasca Terapi Kanker Nasofaring
Lendir Lele Berkhasiat Obati Mulut Kering Pasca Terapi Kanker Nasofaring
Lendir Lele Berkhasiat Obati Mulut Kering Pasca Terapi Kanker Nasofaring

Lendir lele berhasil diubah menjadi obat yang berkhasiat untuk perawatan mulut kering bagi pasien yang menjalani terapi kanker nasofaring.

Terobosan ini berasal dari tangan-tangan kreatif mahasiswa UGM. Mereka adalah  Zipora Silka Yoretina (FKG), Deaoxi Renaschantika Djatumurti (FKH), dan Roissatun Nasikah (Fakultas Farmasi).

“Sejumlah penelitian terdahulu menyebutkan lendir lele lokal (Clarias batrachus) mengandung sejumlah senyawa yang berkhasiat sebagai agen antimikroba untuk melawan jamur dan bakteri,” papar Deaoxi, Selasa (17/7) di Kampus UGM.

Dalam lendir lele terdapat kandungan claricin, hepcidin, dan beberapa protease pendukung sebagai agen antimikroba pertahanan primer melawan bakteri dan jamur. Oleh karena itu, tidak mengherankan meskipun hidup di perairan keruh dan berlumpur, hewan ini mampu mempertahankan diri dari infeksi bakteri maupun jamur.

Melihat kandungan senyawa yang ada di dalam lendir lele ini, ketiganya pun tercetus ide untuk memanfaatkannya menjadi obat untuk pasien pasca terapi kanker nasofaring. Pasien kanker nasofaring yang menjalani kemoterapi maupun radioterapi kerap mengalami efek samping kerusakan mukosa oral. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi air liur atau saliva.

Kondisi tersebut menyebabkan pasien mengalami nyeri telan dan merasakan sensasi terbakar. Bahkan, meningkatkan risiko infeksi jamur Candida albicans dalam rongga mulut sehingga rawan terjadi kanadiasis.

Zipora menyebutkan kondisi ini sebenarnya bisa ditangani dengan pemberian saliva buatan. Namun, produk komersial saliva buatan yang beredar di luar negeri masih menggunakan bahan mucin lambung babi .

“Akhirnya kami berinovasi menciptakan formulasi saliva buatan dengan bahan alam yang dapat diterima baik oleh masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Dari bentuk fisik lendir lele terlihat memiliki kekentalan menyerupai saliva manusia. Oleh sebab itu, ketiganya memanfatkannya menjadi saliva buatan. Dikembangkan di bawah bimbingan drg. Hendri Susanto, M.Kes, Ph.D.

Dari hasil uji menunjukkan bahwa saliva buatan  lendir lele mampu menghambat pertumbuhan candida lebih baik daripada obat yang ada di pasaran. Diameter zona hambat 20μL saliva buatan 17%  mencapai 13 mm sementara nystatin hanya 10,69 dengan volume yang sama dengan metode disk-diffusion.

Selain itu, tegangan permukaan yang terbentuk juga menunjukan bahwa nilai  sudut kontak saliva buatan dengan glass slide mendekati sudut kontak saliva alami yang diuji dengan cara serupa. Kendati begitu pH larutan terbilang masih rendah berkisar 3,67 sementara pH saliva alami manusia normal sekitar 6,39.

“Hal ini bisa diatasi dengan penambahan essence atau senyawa aromatik pendukung,” imbuh Roissatun.

Saat ini penelitian yang dilakukan oleh ketiganya masih dalam tahap pre klinis secara in vitro. Kedepan mereka akan terus melakukan penelitian lanjutan untuk pengujian in vivo dan uji klinis.

“Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pioner untuk produksi obat perawatan mulut kering dengan bahan alam Indonesia yang dapat diterima dengan baik di masyarakat,” pungkasnya.(Humas UGM/Ika)

 

Berita Terkait

  • DNA LMP2 Menjadi Indikator Progresivitas Kanker Nasofaring

    Monday,31 August 2015 - 11:56
  • Mengenali Kanker Sejak Dini

    Monday,10 April 2017 - 12:02
  • Mahasiswa UGM Memanfaatkan Lendir Lele untuk Obat Luka Diabetes

    Friday,05 August 2016 - 10:37
  • Novel Therapy Mampu Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Rongga Mulut

    Thursday,12 August 2021 - 13:27
  • Terapi Fotodinamik Tingkatkan Harapan Hidup Penderita Kanker Nasofaring

    Thursday,18 February 2016 - 12:48

Rilis Berita

  • Mahasiswa UGM Borong Medali dan Penghargaan dari Kompetisi Tingkat ASEAN 19 May 2022
    Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, kembali m
    Satria
  • Promosikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua ASEAN 19 May 2022
    Geliat mempromosikan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua ASEAN belakangan ini menguat ke
    Agung
  • Mahasiswa UGM Gelar Forum Mahasiswa Untuk Pilih Rektor Baru 19 May 2022
    Mahasiswa mengadakan acara “Forum Mahasiswa UGM: Memilih Rektor Periode 2022-2027” ya
    Ika
  • UGM Press Terbitkan Buku Antioksidan dalam Penanganan Sindrom Metabolik 19 May 2022
    UGM Press menerbitkan buku berjudul “Antioksidan dalam Penanganan Sindrom Metabolik“
    Gloria
  • Kementerian Desa PDTT dan UGM Kerja Sama Pengembangan Kawasan Transpolitan 19 May 2022
    Ika

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual