• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Moralitas Islam dan Kekecewaan Terhadap Neoliberalisasi Warnai Demokrasi Indonesia

Moralitas Islam dan Kekecewaan Terhadap Neoliberalisasi Warnai Demokrasi Indonesia

  • 17 Juli 2018, 15:17 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 2627
Moralitas Islam dan Kekecewaan Terhadap Neoliberalisasi Warnai Demokrasi Indonesia
Moralitas Islam dan Kekecewaan Terhadap Neoliberalisasi Warnai Demokrasi Indonesia
Moralitas Islam dan Kekecewaan Terhadap Neoliberalisasi Warnai Demokrasi Indonesia
Moralitas Islam dan Kekecewaan Terhadap Neoliberalisasi Warnai Demokrasi Indonesia
Moralitas Islam dan Kekecewaan Terhadap Neoliberalisasi Warnai Demokrasi Indonesia
Moralitas Islam dan Kekecewaan Terhadap Neoliberalisasi Warnai Demokrasi Indonesia

Publik mungkin masih familiar dengan sebuah peristiwa di akhir tahun 2016 ketika jutaan kaum muslim berbondong-bondong berkumpul di Jakarta untuk sebuah aksi yang disebut Aksi Bela Islam.

Banyak pihak melekatkan aksi ini dengan sentimen agama semata. Namun, seperti halnya narasi yang muncul dalam politik Indonesia saat ini, di dalam aksi ini terkandung unsur ekonomi yang turut menjadi penggerak utama.

“Dari beberapa pengamat ada dua hal yang melatarbelakangi aksi tersebut. Yang pertama adalah ketimpangan ekonomi dan sosial akibat perubahan drastis yang menyebabkan perasaan gamang di kalangan masyarakat, yang kedua adalah sentimen politik yang primordial,” ujar Dr. Inaya Rakhmani, Selasa (17/7) di FISIPOL UGM.

Hal ini ia sampaikan dalam seminar bertajuk “Moralitas Islam, Demokrasi, dan Pasar” yang diselenggarakan oleh Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (P3M) FISIPOL UGM. Dalam kesempatan ini, ia bersama Prof. Vedi Hadiz dari University of Melbourne dan Andi Rachman memaparkan hasil penelitian yang mereka lakukan terkait topik tersebut.

Inaya menuturkan aksi yang dipicu oleh kasus yang melibatkan mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, itu menunjukkan adanya kaitan antara ungkapan solidaritas muslim dan kemarahan terhadap kondisi sosial ekonomi yang ada. Banyak orang, ujarnya, merasa dikecewakan oleh janji-janji modernitas dan pembangunan.

Dalam survei yang mereka lakukan terhadap 600 orang yang ikut serta dalam Aksi Bela Islam, mereka berusaha memahami kaitan antara pandangan mengenai ketidakadilan sosial, kepatuhan terhadap moralitas Islam, dan aksi politik.

Mereka menemukan bahwa peserta aksi berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan kelas sosial. Namun, angka-angka yang mereka peroleh memberikan gambaran besar akan kecemasan mengenai ketidakadilan sosial yang berkaitan sangat erat dengan kekhawatiran terhadap masa depan, bahkan di antara kalangan muslim muda terdidik.

“Sebagian besar responden mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada orang tua mereka, tetapi mereka memiliki kecemasan bahwa pendidikan yang mereka miliki tidak dapat memberikan jaminan bagi masa depan mereka,” imbuh pengajar di Universitas Indonesia ini.

Dalam kondisi yang demikian, konsep Ummah ia sebut menjadi sebuah gagasan yang mempersatukan individu atas dasar perasaan senasib sepenanggungan sebagai korban dari ketidakadilan pasar, yang kemudian menghasilkan sikap politik serupa di antara para peserta aksi.

Kesatuan ini, imbuh Vedi Hadiz, bukan sesuatu yang permanen karena komposisi peserta aksi sangat beragam dan kompleks, dan mereka hanya dipersatukan oleh konflik yang terjadi di suatu waktu.

“Dalam kenyataannya para umat ini terdiri dari orang-orang dengan kepentingan dan latar belakang yang berbeda, tapi mereka dipersatukan oleh konflik. Tensi atau kontroversi atau musuh bersama itu yang membuat mereka bersatu,” ucapnya

Meski demikian, moralitas tersebut berpotensi menyediakan sumber daya yang kaya untuk dieksploitasi oleh elite dalam kompetisi politik, khususnya menjelang Pemilu di tahun mendatang. Potensi ini, ujarnya, menjadi hal yang perlu diwaspadai. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Puluhan Akademisi Dunia Mendiskusikan Demokrasi dan Masyarakat Muslim di UGM

    Monday,18 September 2017 - 11:49
  • Politik Islam non-partisan Alternatif Menyehatkan Demokrasi Indonesia

    Wednesday,24 April 2013 - 11:10
  • NU dan Muhammadiyah Berperan Dalam Menjaga Perdamaian Dunia

    Friday,25 January 2019 - 16:23
  • Calon Pemimpin harus Bermoral

    Monday,17 September 2007 - 8:00
  • PSKP UGM Luncurkan Buku tentang Muhammadiyah dan NU

    Thursday,17 January 2019 - 15:17

Rilis Berita

  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria
  • UGM Sosialisasikan Pembangunan Zona Integritas di Lingkungan Kampus Menuju WBK dan WBBM 27 January 2023
    UGM melakukan kegiatan sosialisasi pembangunan zona integritas di lingkungan kampus, Jumat (27/1)
    Ika
  • UGM Cetak Doktor Double Degree Pertama Kerja Sama Fakultas Biologi UGM-University of Montpellier 27 January 2023
    UGM berhasil meluluskan doktor program double degree pertama kerja sama antara program Doktor Bio
    Ika
  • Angkat Topik Penelitian terkait Kanker Mata pada Anak, Purjanto Raih Gelar Doktor 26 January 2023
    Disertasi berjudul Ekspresi PD-L1, Taz, Serta Index Proliferasi Ki-67 sebagai Faktor Pr
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual