Sebanyak 13 mahasiswa asing dari berbagai negara di kawasan ASEAN berhasil menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Fakultas Teknik UGM.
Ketiga belas mahasiswa ini mendapatkan beasiswa dari program AUN SEEDNET serta KNB Dikti untuk meraih gelar master di UGM.
“UGM adalah universitas yang sangat terkenal dan menyediakan program master di bidang bencana yang menjadi minat saya. Dengan kuliah di sini saya mengharapkan tidak hanya mendapatkan pengetahuan teknis, tetapi juga bisa mempelajari budaya, struktur sosial, dan lainnya,” ujar Rachna, salah satu mahasiswa yang berasal dari Cambodia.
Ia mengaku sempat mengalami kesulitan di awal masa studinya karena berbagai perbedaan dalam hal basis pengetahuan dan metode pengajaran. Meski demikian, kolaborasi yang terbangun di antara sesama mahasiswa serta antara mahasiswa dan dosen mampu memberikan suasana belajar yang positif. Program studi yang ditawarkan, menurutnya, sangat penting dan menarik. Selain itu, para pengajar bisa menjelaskan topik-topik yang sulit dengan sangat baik sehingga lebih mudah dipahami.
“Saya sangat puas dengan apa yang saya peroleh di sini. Sangat banyak pengalaman dan ilmu yang bisa saya bawa pulang,” tuturnya.
Senada dengan Rachna, Myat, mahasiswa dari Myanmar, juga menyebut pengalaman studinya di UGM sangat menyenangkan dan menarik. Selain mendapat berbagai pengalaman yang berharga melalui proses pembelajaran yang variatif, pengalaman studi di UGM menurut mereka juga membuka kesempatan baginya untuk mengenal mahasiswa dari berbagai wilayah dengan berbagai latar belakang yang berbeda serta menjalin persahabatan dan kolaborasi di masa yang akan datang.
“Departemen Teknik Sipil tempat saya belajar sangat bagus untuk mahasiswa asing seperti saya. Saya juga senang karena banyak menemukan teman-teman yang baik untuk membantu saya,” ucap Myat.
Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Nizam, mengungkapkan bahwa keberadaan para mahasiswa asing menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari internasionalisasi pendidikan tinggi yang merupakan satu keniscayaan. Dengan semakin terbukanya hubungan antar negara, mobilitas manusia yang semakin luas dan cepat, kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi, semua mendorong pada keharusan perguruan tinggi untuk mendunia.
“Kehadiran mahasiswa asing memberi banyak manfaat tidak saja bagi mereka, tapi juga bagi mahasiswa kita. Mengenalkan mahasiswa kita pada pergaulan lintas negara, lintas budaya, membuka cakrawala mereka pada dunia sekaligus menguatkan kebanggaan mereka pada negeri sendiri dan almamaternya. Mahasiswa pasca sarjana yang datang dari perguruan tinggi top di negara masing-masing menunjukkan bahwa UGM telah punya nama dan menjadi salah satu destinasi di ASEAN,” ucapnya.
Para alumni, khususnya yang mengikuti program AUN SEEDNET yang telah berjalan lebih dari satu dekade jumlahnya cukup banyak dan tersebar di berbagai tempat di ASEAN. Beberapa menjadi dosen di perguruan tinggi ternama di negaranya, pejabat di birokrasi, maupun bekerja di perusahaan-perusahaan besar. Jejaring luas lintas negara yang terbangun melalui pendidikan ini akan menjadi fondasi yang kuat bagi persahabatan dan kerja sama antar negara.
“Kita berharap dan berusaha agar UGM bisa menjadi hub utama kerja sama pendidikan tinggi ASEAN di Indonesia,” pungkas Nizam. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)