
Boksi: Sejarah, Filosofi, dan Wisata dalam Satu Genggaman merupakan program yang dirancang Mahasiswa UGM melalui wadah Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K). Program ini melihat suatu fenomena pariwisata yang kini tumbuh semakin pesat seiring dengan perkembangan zaman.
Indonesia terkenal akan pariwisatanya, baik wisata alam, budaya, dan kuliner. Salah satunya adalah Kota Yogyakarta. Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata favorit pelancong lokal maupun mancanegara. Menurut laporan Dinas Pariwisata, tahun 2017 Yogyakarta menempati urutan ke-6 sebagai destinasi terpopuler Indonesia 2017. Hal itu dilihat dari kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara ke kota itu sebanyak 4,5 juta orang pada tahun 2016. Hal itu meningkat sebesar 10,37 % dibandingkan tahun sebelumnya.
Kunjungan wisatawan yang selalu meningkat dari tahun ke tahun ini menjadi ladang subur bagi penjual oleh-oleh, baik berupa kerajinan tangan maupun makanan. Tetapi, terkadang wisatawan dilema ketika ingin membeli berbagai macam oleh-oleh untuk teman maupun saudara.
“Jika ia membeli banyak macam untuk setiap orang maka akan menghabiskan banyak uang. Namun, jika ia hanya beli satu macam untuk setiap orang maka mereka tidak bisa mencicipi oleh-oleh yang lain. Oleh karena itu, satu kotak dengan isi berbagai macam makanan dapat menjadi solusi untuk wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh,” jelas Sandy Maulana Yusuf, salah satu anggota tim PKM ini, Jumat (20/7).
Di sisi lain, Sandy menjelaskan gambaran Yogyakarta sebagai kota wisata budaya dengan sejarah dan filosofinya jarang termanifestasi secara utuh. “Selama ini, sejarah dan filosofi tersebut identik dengan hal-hal yang ada di dalam kraton, museum, maupun objek wisata,” keluhnya.
Akan tetapi, Sandy mengungkapkan bahwa Yogyakarta dan masyarakatnya adalah kesatuan. Kesatuan itulah yang membentuk sisi lain Yogyakarta, namun terkadang luput dari pandangan wisatawan. Oleh karena itu, Sandy perlu media untuk menggabungkan sejarah, filosofi dan wisata Yogyakarta agar lebih tersampaikan kesatuan unsur tadi kepada wisatawan.
Melihat permasalahan di atas, Sandy bersama teman-temannya, yakni Intan Maulida Al Barroh, Irma Surya Ningsih, Hafiad, Muhammad Faiz, membuat Boksi sebagai solusi dengan bimbingan Dr. Hayatul Cholsy, S.S., M.Hum. Boksi mengusung konsep sekotak oleh-oleh dengan berbagai jenis makanan dengan kemasan yang berisi edukasi mengenai sejarah, filosofi dan wisata Yogyakarta.
“Semoga Boksi dapat menjadi media transfer pengetahuan tentang filosofi budaya dan pariwisata Yogyakarta kepada masyarakat yang tidak begitu awam di telinga mereka,” harap Sandy. (Humas UGM/Hakam)