Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara sepakat menjalin kerjasama untuk pelaksanaan Program Penulusuran Minat dan Kemampuan Kemitraan. Kedua belah pihak bersepakat pula dalam kerjasama bidang-bidang lain dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
Pihak Pemerintah Provinsi Maluku Utara jelas menyatakan keinginannya untuk menyekolahkan siswa-siswi SMU/SMK kelas tiga yang memenuhi persyaratan program PBUPD-UGM agar dapat diterima sebagai mahasiswa UGM jenjang Pendidikan Program Sarjana. Selain di bidang pendidikan, Pemerintah Provinsi Maluku Utara berkeinginan pula mempererat kerjasama di bidang penelitian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.
Naskah Kerjasama ditandatangani Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD dan Gubernur Provinsi Maluku Utara Drs H Thaib Armayn, di Ruang Sidang Pimpinan UGM, Selasa, (19/6). Turut hadir dan menyaksikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr Chairil Anwar, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Penelitian dan Kerjasama FKG UGM drg Bambang Priyono SU, Sekretaris Direktorat Akademik Drs Agus Wiranto dan beberapa Staf Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Rektor UGM Prof Sudjarwadi mengungkapkan, UGM sejak tahun 2003 meluncurkan program yang diberi nama PPKB (Peningkatan Pertumbuhan Kepemimpinan Berkualitas). Program ini bertujuan agar UGM dapat melakukan pendidikan lebih baik. Sehingga lulusan UGM kelak di masa depan bisa memajukan masyarakat, bangsa dan negara lebih baik dari saat ini.
“Itulah yang menjadi tumpuan Universitas Gadjah Mada, dan salah satu format masuk ke UGM adalah melalui PBUPD,†ujar Rektor.
Kata Prof Sudjarwadi, UGM di tahun 2008 akan merintis program yang diberi nama Taman Intelektual Muda di Yogyakarta. Program yang selain menyentuh pendidikan formal, diharapkan akan menyentuh pula pendidikan non formal di lembaga-lembaga dan informal pada rumah tangga dan pondokan-pondokan.
“Dalam hal ini UGM akan mengusulkan kepada Walikota dan Gubernur di daerah-daerah, yaitu dengan membuka fasilitas bagi kegiatan putra-putrinya yang berada di Yogyakakarta dengan dikelola secara bersama, antar kabupaten, antar provinsi dan antar kota. Misalnya, daerah Gorontalo membuka fasilitas di Yogyakarta dalam rangka mendukung Program PPKB. Fasilitas tersebut diharapkan tidak hanya terbatas untuk putra-putri Gorontalo, namun bersifat terbuka. Demikian pula dengan daerah-daerah yang lain, seperti Maluku Utara, Padang dan lain-lain. Diharapkan mereka saling membantu seak masuk di UGM, sehingga bias saling memperkuat dan bersinergi. Dengan demikian Program PPKB semakin realistik dan kongkrit,†tukas Prof Sudjarwadi.
Selain itu, kata Pak Djarwadi, dalam rangka mewujudkan kampus berkelas internasional tidak tercerabut dari identitas kerakyatan dan sosio-kultural Indonesia, UGM akan melakukan riset-riset dan pembelajaran berbasis sumber daya lokal. “Kita memang akan berorientasi mendunia, namun dasarnya adalah pemecahan-pemecahan berbasis sumberdaya lokal, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya,†jelas dosen Teknik Sipil FT UGM ini.
Menanggapi kerjasama ini, Gubernur Maluku Utara H Tahib Armayn menyambut gembira, sekaligus membuka peluang masyarakat Maluku Utara untuk meningkatkan sumber daya manusia. “Khusus di bidang kesehatan, kami sangat-sangat merasa langka sekali, dari delapan Kabupaten dan 500 pulau, baru 60% terisi tenaga dokter dan tenaga kesehatan lainnya,†ungkap H Thaib Armayn.
Oleh karena itu, kata Thaib Armayn, dalam upaya meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan dibutuhkan banyak tenaga-tenaga dokter dan tenaga medis lainnya. “Barangkali dengan peluang ini diharapkan kita bisa memenuhi kebutuhan itu. Dengan pola pemberian insentif bagi tenaga medis, di beberapa kabupaten di Maluku Utara memang telah terpenuhi, namun di beberapa kabupaten yang lain sangat-sangat minim dokter,†tambahnya.
Selain itu, Gubernur Thaib Armayn berharap dibukanya Program Pascasarjana UGM kelas jarak jauh. “Artinya ya sekolah di daerah, namun ujian tetap di UGM. Barangkali itu bias diwujudkan,†kata Gubernur.
Thaib Armayn mengakui, jika di daerahnya melimpah kekayaan sumber daya alam, namun memiliki keterbatasan modal dan sumber daya manusia. Karenanya, dia berkeinginan memacu percepatan program sumber daya manusia didaerahnya. (Humas UGM)