Lanskap Desa Margamukti yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Selatan, ditandai dengan hamparan kebun the telah menjadi sumber mata pencaharian utama warga setempat sejak zaman penjajahan Belanda.
Di samping itu, desa ini juga memiliki potensi geotermal yang selama ini hanya dimanfaatkan oleh pihak swasta. Demi memastikan bahwa masyarakat mendapat keuntungan yang lebih dari potensi yang dimiliki desa mereka, UGM mengirimkan 30 mahasiswa untuk membantu warga mengembangkan potensi tersebut menjadi berbagai program dan atraksi wisata yang menguntungkan melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).
“Kita ingin panas bumi juga berguna bagi masyarakat, jadi kami mengirim mahasiswa untuk mengembangkan itu. Paling gampang memang mengembangkan lewat pariwisata karena modal yang diperlukan sebenarnya tidak banyak, hanya memang harus ditata. Dalam tahun pertama ini mahasiswa kami tugaskan untuk melakukan pemetaan terlebih dahulu,” tutur Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph. D., Sabtu (28/7).
Hal ini ia sampaikan di sela-sela kegiatan Pangalengan Geotourism Festival yang diselenggarakan para mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi pariwisata yang mereka miliki sekaligus meningkatkan rekognisi masyarakat luas terhadap desa Margamukti.
Pangalengan Geotourism Festival (PGF) mengusung tema “Menuju Pembangunan Pariwisata Pangalengan yang Berkelanjutan”. Hal ini didasari pada potensi wisata alam berbasis kebumian yang dimiliki oleh Pangalengan, seperti panorama alam perbukitan, danau, manifestasi panas bumi, daerah perkebunan teh, air terjun, dan beberapa situs cagar budaya.
Festival yang dalam penyelenggaraannya melibatkan kelompok masyarakat, sekolah, serta komunitas setempat ini meliputi berbagai kegiatan, seperti lomba mewarnai untuk anak-anak, lomba fotografi, pameran potensi desa, festival budaya, serta talkshow. PGF memiliki enam rangkaian acara, yaitu Pangalengan Essay Competition, Pangalengan Geotourism Talkshow, Pangalengan Geotourism Expo, Pangalengan Kids Day, Pangalengan Photo Contest, dan Pangalengan Cultural Festival.
Koordinator mahasiswa KKN kluster sosio humaniora, Jeremy Musa, mengatakan dalam waktu satu bulan mereka telah berhasil meletakkan dasar bagi pengembangan pariwisata melalui berbagai kegiatan, mulai dari membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis), melakukan pemetaan lokasi-lokasi yang bisa menarik wisatawan, hingga melakukan berbagai pelatihan dasar pengelolaan pariwisata.
“Selama ini masyarakat kebanyakan memang masih fokus ke agro, jadi untuk mengembangkan wisata kami harus mulai dari nol. Kami sudah melakukan beberapa pelatihan dasar, seperti pelatihan untuk membuat website, mengelola media sosial, dan yang lainnya. Tujuannya agar pengembangan pariwisata ini bisa sustainable hingga waktu-waktu mendatang,” jelasnya.
Ia menyebutkan beberapa potensi wisata yang dimiliki desa ini, di antaranya hutan pinus, kebun teh, penangkaran rusa, pemandian air panas, puncak besar, serta rumah yang menjadi lokasi pengambilan gambar film “Pengabdi Setan”. Lokasi sumber energi panas bumi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Objek wisata yang melimpah ini, ujar Jeremy, berpotensi mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit bagi masyarakat jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu, dalam program-program yang dijalankan, para mahasiswa berupaya mempersiapkan warga setempat, khususnya para pemuda desa, untuk dapat mengelola sendiri potensi pariwisata yang mereka miliki.
“Kami membuat project plan dilengkapi dengan perkiraan anggaran dan yang lainnya, kemudian itu kami serahkan ke masyarakat untuk menindaklanjuti apakah akan dikelola secara mandiri atau kerja sama dengan pihak ketiga. Tapi kami berharap masyarakat bisa mengelola sendiri karena mereka yang telah sejak lama tinggal di sini jadi merekalah yang paling memahami desa ini dan bisa menjadi tour guide bagi wisatawan yang datang,” imbuhnya.
Acara PGF beserta seluruh rangkaian kegiatan KKN PPM UGM di Pangalengan, di bawah bimbingan Dr. Indra Perdana dari Pusat Penelitian Panas Bumi UGM, mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat setempat serta berbagai mitra seperti Star Energy Geothermal, PTPN VIII dan KPBS.
Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof.Dr.Ir. Bambang Agus Kironoto, yang turut menghadiri penyelenggaraan Pengalengan Geotourism Festival, menyampaikan bahwa UGM terus konsisten menyelenggarakan kegiatan KKN-PPM karena dianggap bermanfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat tempat kegiatan KKN dilaksanakan.
Pada KKN periode antarsemester tahun ini, UGM mengirim 5.992 mahasiswa yang tergabung dalam 212 unit untuk melakukan kegiatan pengabdian di 34 provinsi di Indonesia.
“Di sini kami mencoba menerapkan keberhasilan KKN yang telah sukses mengembangkan kawasan wisata di Sulawesi Utara. Dengan melihat keberhasilan itu, kita coba implementasikan menyesuaikan potensi di sini supaya bisa memberi nilai lebih bagi kawasan ini. Jika diperlukan kami siap melanjutkan program ini untuk tahun mendatang,” paparnya. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)