• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Mengulik Sisi Psikologis Korban Tragedi 1965

Mengulik Sisi Psikologis Korban Tragedi 1965

  • 30 Juli 2018, 16:23 WIB
  • Oleh: Ika
  • 2587
Mengulik Sisi Psikologis Korban Tragedi 1965

Tragedi 1965 merupakan persitiwa penting dalam sejarah kehidupan bangsa Indoenesia. Tidak hanya menimbulkan banyak korban jiwa, tetapi juga meninggalkan trauma bagi para korban tragedi 1965.

Studi psikologis yang dilakukan oleh Aloysius L.S. Soesilo, M.A., mahasiswa program doktoral UGM, menunjukkan korban tragedi 1965 mengalami penderitaan selama dalam tahanan. Tidak hanya rasa sakit secara fisik, penderitaan terberat terjadi pada psikis dan batin para korban.

Penelitian dilakukan dengan mengkaji sejumlah kecil tulisan tentang riwayat hidup yang berhasil ditulis oleh mantan tahanan politik dalam tiga otobiografi. Tiga otobiografi itu adalah Caramel Budiardjo- Surviving in the Indonesia Gulag (cassel, 1996), Adam Soepardjan-Mendobrak Penjara Rezim Soeharto (Yogyakarta:Ombak, 2004), dan N.H. Atmoko- Banjir Darah di Kamp Konsentrasi: Catatan Harian Aktivis PNI Dalam Penjara G30S (Yogyakarta:Galangpress).

“Selama dalam tahanan mereka juga menjadi saksi atas kematian dan penderitaan sesama tahanan,” jelasnya saat menjalani ujian terbuka program doktor di Fakultas Psikologi UGM, Senin (30/7).

Setiap penderitaan yang mereka saksikan selama dalam tahanan dan kenangan keluarga menjadi materi traumatik. Sementara para korban di dalam tahanan, anggota keluarga sering mengalami stigmatisasi dari lingkungan sosial. Perlakuan ini juga diperoleh korban setelah keluar dari penjara.

“Relasi kekeluargaan tergerus oleh status eks-tapol dan kesulitan ekonomi serta mencari pekerjaan menjadi beban tambahan atas beban traumatik yang telah ada,”papar dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana ini.

Pengalaman kehilangan dan trauma para korban tidak sekadar dari peristiwa 1965. Namun, kondisi ini terus saja terjadi secara berkelanjutan sesudahnya. Karena dampaknya merebak, Aloyisus menyebutkan trauma tidak bisa dipandang hanya sebagai dinamika intrapsikis, tetapi juga sosio-kultural.

Proses traumatisasi hanya dimengerti dalam konteks sosietal, historis, ideologis, dan diskursif sebab realitas psikososial sebelum, selama, dan sesudah peristiwa traumatik selalu membentuk pengalaman trauma.

“Studi lebih lanjut dapat mengkaji lebih dalam bagaimana dinamika dalam keluarga korban dan transmisi trauma ini kemudian disadari atau tidak berlangsung pada anak keturunan korban,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • Gubernur Lemhanas: Masyarakat Masih Bersikap Seperti Tahun 1965

    Friday,08 December 2017 - 14:40
  • Tragedi 1965 dalam Karya Sastra Patut Diketahui Publik

    Tuesday,29 January 2013 - 10:28
  • Suara Perempuan dalam Sejarah Masih Minim

    Monday,24 January 2011 - 5:50
  • Mahasiswa Jepang Galang Dana Bagi Korban Gempa dan Tsunami

    Monday,11 April 2011 - 9:51
  • Relawan UGM Beri Pendampingan Psikologis di SMPN 1 Turi

    Monday,24 February 2020 - 16:07

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual