Untuk pertama kali, UGM menjadi satu-satunya universitas di ASEAN penerima “HP Technology for Teaching Grant 2007â€. UGM terpilih setelah menyisihkan 300 universitas di Asia Pasifik.
“Dari jumlah tersebut, terpilih 13 universitas penerima grant yang berasal dari enam negara di Asia Pasifik, Australia, India, Indonesia, Selandia Baru, Korea Selatan dan Taiwan,†ujar Dr Ir Djoko Luknanto, Kamis (21/6), di ruang Fortakgama UGM.
Kata Djoko Luknanto, hibah Hewlett-Packard (HP) diberikan kepada universitas-universitas yang telah lolos seleksi yang diselenggarakan HP bersama perwakilan internasional Sosiety for Technology in Education (ISTE). “Hibah ini merupakan kontribusi dari HP terhadap teknologi informasi dan pengembangan universitas,†jelas Djoko.
Secara khusus hibah diterima Dr Ir Djoko Luknanto, selaku ketua e-learning system for academic community (ELISA-UGM). ELISA sendiri merupakan program yang diciptakan bagi percepatan penggunaan jaringan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memperkaya pembelajaran di UGM.
Teaching grant yang diberikan Hewlett Packard ini melalui pengajuan proposal. “UGM pun diundang dengan cara membuat proposal. Sifatnya internasional, namun, saya disana tidak tahu karena semua melalui internet. Jadi kita applay proposal lewat internet, kemudian saya atas nama UGM membuat proposal itu. Kita sudah punya modal ELISA dan kemarin diumumkan UGM memenangkan Grant itu,†ungkap Djoko.
Djoko menjelaskan pula, bahwa ELISA yang dikembangkan UGM ternyata bersinergi dengan program pemerintah di tahun 2006. Dimana saat itu pemerintah melaksanakan program menghubungkan 33 perguruan tinggi di Indonesia dengan fiber optic dan satelit.
“Artinya 33 universitas di Indonesia itu dengan mudah berhubungan, tanpa harus melalui internet. Jadi langsung, seperti area local network. Jadi kalau kita berhubungan dengan UI atau ITB, kayak area local network,†tukas Djoko.
Dirinya menambahkan pula, Dikti menamakan program ini INEHERENT (Indonesian Higher Education Network). Yaitu program membangun 33 jaringan simpul antar perguruan tinggi bagi percepatan ilmu pengetahuan.
“Jadi Dikti kayak membuat jalan tol antar universitas di Indonesia. Sementara Hewlett Packard sejak tahun 2004 memberikan hibah mengajar untuk memperkaya pembelajaran di universitas. Ini membuktikan sinergi antara pemerintah melalui Ineherent, UGM dan pelaku bisnis,†tandas Djoko.
Djoko menjelaskan, grant yang didapatnya adalah untuk mengembangkan satu mata kuliah inovatif. Atas prestasi tersebut, dirinya berhak atas hadiah 75 000 US$. Hadiah 55 000 US$ berwujud PC tablet terbaru dan wireless, sedangkan 20 000 US$ berwujud uang.
“Kebetulan saya mengajar metode numerik. Hampir disemua ilmu pasti, ilmu itu diajarkan. Karena saya ditugasi mengembangkan pembelajaran on-line di UGM, maka saya bertanggungjawab seolah-olah membuat contoh ini lho mata kuliah itu,†ungkapnya.
Oleh karena itu, Djoko berharap dari mata kuliah yang dikembangkannya dengan grant ini, akan dapat lebih jelas diterima mahasiswa dan mempercepat kelulusan. (Humas UGM)