
Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM menyelenggarakan ClimEco6 Summer School Interdisciplinary approaches for sustainable oceans sejak 1 Agustus hingga 8 Agustus 2018. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama Departemen Perikanan UGM dengan Integerated Marine Biosphere Research, The North Pacific Marine Science Organization (PICES), Institute of Marine Research (IMR), State Key Laboratory of Estuarine and Coastal Research (SKLEC), Korean Institute of Ocean Science and Technology (KIOST), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Bertempat di Departemen Perikanan UGM, sekolah musim panas ini dirancang untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa S2 dan S3 serta peneliti muda dan bertujuan untuk mengembangkan generasi peneliti interdisipliner kelautan berikutnya.
“ Peserta mendapatkan keterampilan praktis dalam komunikasi sains untuk mengintegrasikan sains-kebijakan-masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat lebih efektif memengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan lingkungan laut,” kata Ketua Departemen Perikanan UGM, Dr. Ir. Murwantoko, M.Si, Selasa (7/8).
Latar belakang terselenggaranya ClimEco6 disebabkan oleh efek perubahan iklim yang diproyeksikan semakin meningkat. Hal itu membutuhkan pendekatan tata kelola menyeluruh yang mempertimbangkan dimensi sosial dan ekologi secara bersamaan, termasuk dalam bidang perikanan dan kelautan.
“Agar hal itu berhasil, tata kelola sumberdaya perikanan dan kelautan ini harus didukung oleh kajian ilmu interdisipliner yang mengintegrasikan ilmu sosial dan alam, serta para pengambil keputusan,”urainya.
Peserta dari sekolah musim panas ini sebanyak 50 orang yang berasal dari 22 negara. Pengajar yang terlibat juga berasal dari beberapa negara. Mereka adalah Christopher Cvitanovic (Universitas Tasmania, Australia), Jessica Blythe (Universitas Waterloo, Kanada), Laurent Bopp (LSCE, Prancis), Beth Fulton (CSIRO, Australia), Priscila Lopes (UFRN, Brasil), Suadi (Universitas Gadjah) Mada, Indonesia), Riza Yuliratno Setiawan (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Rashid Sumaila (Universitas British Columbia, Kanada), dan Ingrid van Putten (CSIRO dan University of Tasmania, Australia).
Selain teori dan materi dalam kelas, lokakarya juga menjadi salah satu agenda dari sekolah musim panas ini. Hal itu untuk membantu para peneliti muda menjadi lebih efisien dan efektif dalam menghasilkan karya/berinovasi dan bekerja sama.
“Semoga kegiatan ini dapat memperkuat kolaborasi penelitian antar institusi lintas negara dan lintas disiplin dalam menimbang perubahan iklim di sektor kelautan,”paparnya. (Humas UGM/Hakam)