Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan banyak penelitian untuk mengembangkan industri maupun pertaniannya. Sampai saat ini hubungan antara industri, lembaga penelitian pemerintah maupun perguruan tinggi masih belum memiliki keterkaitan yang erat.
“Keberpihakan ke perguruan tinggi dan pengembangan industri yang berbasis atas kekuatan sendiri masih dirasakan kurang. Sebab, keasyihkan terhadap teknologi yang diadopsi dari luar begitu tinggi sampai lupa akan kekuatan bangsa sendiri,†ungkap Dr Ir Sam Herodian, MSc selaku pembicara dalam Seminar Nasional “Peningkatan Peran Teknik Pertanian untuk Pengembangan Agroindustri dalam rangka Revitalisasi Pertanianâ€, Selasa (3/7) di Ruang Seminar Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Padahal, kata dosen Teknologi Pertanian ini, agroindustri merupakan salah satu pendekatan dalam pengembangan pertanian dan pedesaan untuk mewujudkan peran pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan Mohammad Dr. Ir Fatturrokhim Masyhudi, selaku peneliti Utama Badan Pengkajian Teknologi Pertanian DIY mengungkapkan bahwa Teknologi Ameliorasi tanah pada lahan pasir, terbukti mampu meningkatkan produktivitas tanaman pertanian dan kesejahteraan petani.
“Lahan pasir dapat diubah menjadi lahan pertanian yang produktif dengan aplikasi teknologi ameliorasi tanah, dengan cara pemberian tanah liat sebagai bahan membenah tanah, pupuk organik majemuk serta ditambah pupuk organik lainnya seperti Urea, TSP dan KCL yang mampu merubah tanah marjinal ini menjadi media tumbuh,†jelas Fatturrokhim.
Fatturrokhim mengatakan, DIY memiliki lahan pasir pantai seluas sekitar 3300 hektar yang membentang sepanjang 110 km di pantai selatan lautan Indonesia. Lahan pasir ini merupakan lahan marjinal, miskin hara dan kurang air serta salinitas yang tinggi merupakan kendala untuk usaha pertanian..
Lahan pasir pantai selatan di DIY membentang dari timur ke barat sepanjang pantai Lautan Indonesia dari wilayah Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul.
“Mengatasi keterbatasan air di lahan pasir diatasi dengan membangun suatu jaringan sumur untuk irigasi dan bak-bak penampungan air yang disebut Sumur Renteng,†katanya.
Melalui teknologi ameliorasi ini, lahan pasir marjinal yang tadinya terbengkalai diubah menjadi lahan produktif yang hijau dan mampu meningkatkan ekonomi petani dalam menghasilkan komoditas unggulan hasil pertanian.
“Komoditas yang dimantapkan dalam teknologi ameliorasi tanah yang sudah diaplikasikan diantaranya tanaman bawang merah dan cabai merah yang sudah menjadi unggulan komoditas nasional dan daerah,†ujarnya (Humas UGM)