Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D, Rabu (20/2) mewisuda 716 lulusan Program Diploma terdiri dari 340 wisudawan dan 376 wisudawati di Grha Sabha Pramana. Dengan dilaksanakannya wisuda Program Diploma periode II Tahun Akademik 2007/2008 ini, maka total jumlah lulusan UGM hingga saat ini mencapai lebih 180.000 alumni.
Waktu studi rata-rata lulusan Program Diploma pada periode ini 3 tahun 3 bulan, yang berarti lebih cepat 3 bulan dari waktu studi rata-rata wisuda Program Diploma periode lalu. Waktu studi tersingkat dicapai dua orang lulusan Fakultas Isipol, yaitu Yunita Fitriani dan Wika Refi Arbita, dengan masa tempuh studi 2 tahun 2 bulan 13 hari.
Untuk lulusan termuda diraih Ayu Kumala Dewi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang berhasil lulus sebagai Ahli Madya pada usia 19 tahun 5 bulan 22 hari. Sedangkan, Index Prestasi tertinggi dicapai Bayu Indra Saputro dari Fakultas Isipol, dengan IPK 3,82.
Sementara itu, jumlah wisudawan dan wisudawati mencapai predikat cumlaude sebanyak 91 lulusan. “Mereka terdiri dari 21 orang wisudawan dan 70 orang wisudawati. Ini berarti jumlah wisudawati lulus dengan predikat cum laude lebih dari tiga kali wisudawan,†ucap Rektor, yang disambut tepuk tangan para hadirin.
Menurut Pak Sudjarwadi, di banyak negara telah menetapkan program berbasis ketrampilan, yang di Indonesia dikenal sebagai Program Diploma. Di tahun 2008, program ini segera ditetapkan dengan pencirian nama vokasi. Hal ini tentu akan memberi akses luas bagi pengembangan sumberdaya manusia Indonesia sesuai andalan program negara ke masa depan.
“Dan sesuai dengan nama yang dikenal baik secara internasional, seperti halnya di sejumlah negara maju di dunia, program vokasi merupakan andalan bangsanya untuk berhasil dalam membangun sistim kerja yang dapat sukses memasuki persaingan global. Dengan program berbasis ketrampilan kerja atau program vokasi, banyak negara berhasil membangun ekonomi mereka, dan di lapangan kerja diisi tenaga-tenaga vokasi berilmu pengetahuan seperti saudara-saudara,†jelas Rektor dalam sambutannya.
Lebih lanjut diungkapkannya, program andalan negara maju adalah membuat bangsanya produktif, terampil memberi nilai tambah pada berbagai jenis sumberdaya. Mereka bekerja terampil berbasis ilmu pengetahuan, agar nilai tambah yang diberikan pada bahan yang dikerjakan efektif, efisien dan produktif.
“Mereka memberi nilai tambah setinggi-tingginya, dan selanjutnya produk mereka pun masuk lancar ke pasar dunia,†ungkapnya.
Ditambahkannya, negara maju berusaha menguasai sistim produksi, melakukan dengan baik kegiatan pemasaran, menyelenggarakan sistim manajemen finansial yang efektif dan efisien, serta memiliki sistim pelayanan yang bermutu. Pelayanan yang dilakukannya, baik ke arah internal maupun eksternal berlangsung di semua jenis kegiatan, pelayanan informasi di perpustakaan, fasilitas umum, di industri, dan berbagai pelayanan khusus menggunakan ketrampilan tenaga profesional berilmu, yang dapat bekerja baik dengan berbasis ketrampilan.
“Itulah jalan maju yang menjadi harapan bangsa dan negara kita ke depan. Banyak negara telah memutuskan, program vokasi adalah future weapon, atau senjata masa depan untuk sukses di tengah globalisasi pasar dunia,†tambah Pak Djarwadi berharap.
Oleh karena itu, katanya, di semua lini kegiatan kerja di Indonesia, ruang perbaikan kerja masih terbuka luas. “Karenanya, sungguh besar harapan Universitas Gadjah Mada terhadap karya-karya saudara di masa depan untuk memperbaiki lingkungan kerja saudara dalam posisi apapun juga,†tandas Pak Djarwadi berharap. (Humas UGM)